URGENSI PENGGUNAAN MEDIA CD
DALAM PEMBELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN
SHALAT
KELAS VII-A MTS. AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
AMBUNTEN SUMENEP TAHUN
PELAJARAN 2009-2010
SKRIPSI
OLEH
M A S T U R
NIMKO. 2007.4036.0001.1.03450
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH
GULUK-GULUK SUMENEP
SEPTEMBER 2010
URGENSI PENGGUNAAN MEDIA CD
DALAM PEMBELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN
SHALAT
KELAS VII-A MTS. AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
AMBUNTEN SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2009-2010
Skripsi diajukan
Kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman
Annuqayah
Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Strata Satu (SI)
Jurusan Pendidikan Agama Islam
OLEH
M A S T U R
NIMKO. 2007.4036.0001.1.03450
SEKOLAH TINGGI ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEPTEMBER 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan Judul “Urgensi Penggunaan Media CD Dalam
Pembelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shalat Kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah
Ambunten Sumenep Tahun Pelajaran 2009-2010” yang ditulis oleh saudara Mastur
ini telah diperiksa, dikoreksi dan diberi masukan perbaikan-perbaikan
seperlunya. Maka kami berkesimpulan bahwa Skripsi ini dapat segera
dimunaqasahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Guluk-guluk, 02 September 2010
Pembimbing I
|
Pembimbing II
|
|
|
|
|
(Drs. H. A. Halim Isma’iel,
M.Pd.I)
|
(Drs. H. Rahwini, M.Pd.)
|
|
|
Mengetahui,
|
|
Ketua Jurusan
|
|
|
|
|
|
|
|
(Drs. H. A. Halim Isma’iel, M.Pd.I)
|
|
|
|
|
|
|
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: “Urgensi Penggunaan Media CD Dalam
Pembelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shalat Kelas
VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep Tahun Pelajara 2009-2010” yang ditulis oleh Saudara Mastur ini
telah dipertahankan di depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah (STIKA) pada hari
kamis tanggal, 23 September 2010, dan dapat diterima sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu dalam ilmu
Pendidikan Agama Islam.
Majelis
Munaqasah Skripsi:
|
||
Ketua Sidang,
|
|
Sekretaris,
|
Drs. H. A. Halim Isma’iel, M.Pd.I
|
|
Drs. H. Rahwini, M.Pd.
|
Penguji I,
|
|
Penguji II,
|
Fathor Rachman, S.Pd.I, M.Pd.
|
|
Drs. H. Rahwini, M.Pd.
|
Pembimbing I
|
|
Pembimbing II
|
Drs. H. A. Halim Isma’iel, M.Pd.
|
|
Drs. H. Rahwini, M.Pd.
|
Guluk-Guluk, 23 September 2010
|
||
Mengetahui dan Mengesahkan
|
||
Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman (STIKA) Annuqayah
|
||
Ketua,
DRS. H. ABBADI ISHOMUDDIN, MA
|
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini, saya:
Nama : Mastur
NIM./NIMKO. : B.2007.360.10.820/ 2007.4.036.0001.1.03450
Jenjang : Strata Satu (SI)
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Urgensi Penggunaan Media CD Dalam
Pembelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shalat
Kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Tahun Pelajara 2009-2010” ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Ambunten, 23 September 2010
Saya yang menyatakan,
M A S T U R
Halaman Motto
من يرد الله به
خيرا يفقهه في الدين
Artinya :
Barang siapa yang diinginkan
baik oleh Allah. SWT, maka orang tersebut akan diberi pemahaman tentang Agama.[1]
Halaman
Persembahan
ª
Kupersembahkan Skripsi yang sangat sederhana ini
kepada:
¨ Ibu dan Bapak tercinta (Sunaiya dan Mulangwar) yang telah
membesarkan
mendidik dan telah banyak mengorbankan segalanya
demi
kesuksesan puteranya dalam menyelesaikan studinya dengan penuh kasih sayang
¨ Adikku tersayang (Kurratul Ainy) dan kakak kandungku dan
kponakanku (Suryani dan Siti Qamariyah)
¨ Anakku yang lucu yang sangat aku
kasihi
dan sayangi (MK. Abbad Humaedy)
¨ Semua guru-guru tercinta tanpa terkecuali
wabil
khusus Keluarga Besar PP. ASWAJ yang sangat kami takdzimi
Kata
Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat serta inayahnya
kepada kami sehingga penyusunan Skripsi ini bisa rampung walaupun masih jauh
dari kata sempurna.
Shalawat dan Salam Allah takhenti-hentinya selalu tercurahkan kepada sang
penerima syari’at Shalat, yaitu Nabi seluruh ummat Nabi Muhammad Sallallahu
Alaihi Wasallam.
Untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program (SI) di
Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah (STIKA) Guluk-Guluk Sumenep Madura
Tahun Akademik 2009-2010, kami susun Skripsi yang berjudul Urgensi Penggunaan
Media CD Dalam Pembelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shalat Kelas VII-A MTs.
Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Tahun Pelajaran 2009-2010.
Dengan segala kerendahan hati, penyusunan Skripsi yang sangat sederhana
ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materi dari berbagai
pihak, namun semua itu tidak mampu kmi tebus, semoga Allah SWT. Yang maha kaya
akan menggantinya dengan fahala yang setimpal, Amin...
Hanya ucapan terimakasih yang dapat kami ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses perampungan Skripsi ini, wabil khusus yang
terhormat:
1. Ketua STIKA
Guluk-Guluk Sumenep Madura yang telah memberikan kemudahan pada kami mulai
pertama kali masuk sampai akhir penyusunan Skripsi ini.
2. Ketua STAI ASWAJ
beserta Dosen dan seluruh Civitas Akademika yang telah memperjuangkan kami
dalam menempuh studi yang berliku.
3. Ketua Jurusan
Pendidikan Agama Islam (STIKA) sekaligus sebagai Pembimbing I (Drs. H. A. Halim Isma’iel, M. Pd. I) yang telah bersedia menampung, memberikan
motifasi dan arahan pada kami.
4. Pmbimbing II (Drs. H. Rahwini, M. Pd.) yang tak bosan-bosannya membimbing sampai akhir
perampungan Skripsi ini.
5. Kedua Orang Tua dan
Keluarga/Famili yang telah berjuang dan selalu memberikan dorongan serta
motifasi dalam menyelesaikan studi ini.
6. Istri tercinta
(Kurratul Ainy) serta Anak kami yang lucu (MK. Abbad Humaedy) terkasi dan
tersayang yang selalu usil mengganggu dalam proses penyusunan Skripsi ini.
7. Saudara (Supandi dan
Aliyah serta Adik Kecilnya) yang telah membantu memberikan fasilitas komputer
demi perampungan Skripsi ini.
8. Sahabat penulis Ach.
Fauzi dan kawan-kawan yang tidak bisa kami sebut semua disini yang telah banyak
membantu dalam penyusunan Skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat di
PP. ASWAJ yang juga membantu memberikan fasilitas komputer beserta teman-teman
yang suka basa-basi mencoba menguji Skripsi walaupun tanpa diminta untuk
menguji.
Seluruh pihak yang telah penulis sebut diatas maupun yang tidak sampai
penulis sebutkan, penulis haturkan sekalilagi terima kasih yang
sebesar-besarnya, semoga amal baik kesemuanya diterima oleh Allah SWT.
Amin.............
Kami menyadari pada Skripsi ini masih banyak kekurangan, meskipun kami
telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempurnaan Skripsi ini, namun kami
karena manusia biasa banyak kelemahan dan kehilafan, maka kami harap saran
maupun kritik konstruktif dari seluruh pembaca demi kesempurnaan penulisan
Skripsi ini.
Akhir kata Alhamdulillah, semoga Allah SWT. Mencatat amal baik
orang-orang yang telah berpartisipasi dalam menegakkan Agamanya, Amin .........
Ambunten, 30 Agustus 2010
P e n u l i s
Daftar Isi
|
|
|||
Bagian Awal
|
|
|||
Halaman Sampul.
...............................................................................................
|
i
|
|||
Halaman Judul
....................................................................................................
|
ii
|
|||
Halaman Persetujuan
..........................................................................................
|
iii
|
|||
Halaman Pengesahan ..........................................................................................
|
iv
|
|||
Halaman Pernyataan
...........................................................................................
|
v
|
|||
Halaman Motto
...................................................................................................
|
vi
|
|||
Halaman Persembahan
.......................................................................................
|
vii
|
|||
Kata Pengantar
...................................................................................................
|
viii
|
|||
Daftar Isi
.............................................................................................................
|
x
|
|||
Daftar Tabel
........................................................................................................
|
xiii
|
|||
Daftar Bagan
......................................................................................................
|
xiv
|
|||
Daftar Lampiran .................................................................................................
|
xv
|
|||
Abstrak
...............................................................................................................
|
xvi
|
|||
|
|
|||
Bagian Inti
|
|
|||
BAB I
|
PENDAHULUAN
|
|
||
|
A. Konteks Penelitian
......................................................................
|
1
|
||
|
B. Fokus Penelitian
..........................................................................
|
6
|
||
|
C.
|
6
|
||
|
D. Kegunaan Penelitian
...................................................................
|
7
|
||
|
E. Alasan Pemilihan
Judul ...............................................................
|
8
|
||
|
F. Batasan Istilah
Dalam Judul ........................................................
|
8
|
||
|
G. Sistematika
Pembahasan .............................................................
|
9
|
||
|
|
|
||
BAB II
|
KAJIAN PUSTAKA
|
|
||
|
A. Belajar Fiqih
...............................................................................
|
11
|
||
|
B. Prestasi Belajar
...........................................................................
|
14
|
||
|
C. Metode Pembelajaran
.................................................................
|
17
|
||
|
D. Media Pembelajaran
...................................................................
|
18
|
||
|
E. Fungsi dan Manfaat
Media Pembelajaran ..................................
|
20
|
||
|
F. CD Pembelajaran
Sebagai Media Audio Visual .........................
|
22
|
||
|
G. Penerapan CD
Pembelajaran Sebagai Media Audio Visual .......
|
23
|
||
|
|
|
||
Bab III
|
MITODE PENELITIAN
|
|
||
|
A. Pendekatan Dan
Jenis Penelitian ................................................
|
36
|
||
|
B. Kehadiran Peneliti
......................................................................
|
41
|
||
|
C. Lokasi Penelitian
........................................................................
|
42
|
||
|
D. Sumber Data
...............................................................................
|
45
|
||
|
E. Prosedur
Pengumpulan Data ......................................................
|
47
|
||
|
F. Analisis Data
..............................................................................
|
50
|
||
|
G.
|
52
|
||
|
H. Tahap-tahap
Penelitian ...............................................................
|
53
|
||
|
|
|
||
Bab IV
|
LAPORAN PENELITIAN
|
|
||
|
A. Paparan Data
...............................................................................
|
54
|
||
|
B. Temuan Penelitian
......................................................................
|
68
|
||
|
C. Pembahasan
................................................................................
|
69
|
||
|
|
|
||
Bab V
|
PENUTUP
|
|
||
|
A. Kesimpulan
................................................................................
|
73
|
||
|
B. Saran
...........................................................................................
|
74
|
||
|
|
|
||
Bagian Akhir
|
|
|||
Daftar Pustaka
|
|
|||
Lampiran-Lampiran
|
|
|||
Riwayat Hidup
|
|
|
Daftar Tabel
No. Tabel
|
Uraian
|
Hal. Tabel
|
Tabel. I
|
Kriteria soal
|
49
|
Tabel. II
|
Jadwal tahapan penelitian
|
53
|
Tabel. III
|
Jadwal penelitian
|
54
|
|
Daftar Bagan
No. Bagan
|
Uraian
|
Hal. Bagan
|
Bagan. I
|
Model penelitian tindakan
|
37
|
Bagan. II
|
Stuktur organisasi MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten
|
44
|
|
Dafter Lampiran
I.
Surat
Keterangan dari Kepala Sekolah MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep
II.
Pedoman
Wawancara
III.
Daftar
Siswa MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Tahun Pelajaran 2009-2010
IV.
Kode
Soal Wawancara
V.
Daftar
Hasil Wawancara Dengan Siswa Kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten.
VI. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I
VII. Lembar
Kerja (LK) I Siklus I
VIII. Lembar
Observasi
IX. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I
X.
Lembar Kerja (LK) II Siklus I
XI. Lembar
Observasi
XII. Kisi-kisi
Soal Siklus I
XIII. Soal Tes
Siklus I
XIV. Akumulasi
Aktifitas Guru Selama PBM Siklus I
XV. Analisis
Hasi Tes Siklus I
XVI. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II
XVII. Lembar
Kerja (LK) I Siklus II
XVIII.
Lembar
Observasi
XIX.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran II siklus II
XX. Lembar
Kerja (LK) II Siklus II
XXI. Lembar
Observasi
XXII. Kisi-kisi
Soal Siklus II
XXIII. Soal Tes
Siklus II
XXIV. Akumulasi
Aktifitas Guru Selama PBM Siklus II
XXV.
|
|
Abstrak
M A S T U R : Urgensi
Penggunaan Media CD Dalam Pembelajaran Fiqih Pokok
Bahasan Shalat Kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah
Ambunten Sumenep Tahun Pelajaran 2009-2010
LokasI Penelitian yang dijadikan tempat pelaksanaan
penelitian adalah MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Tahun Pelajaran 2009-2010
di Kelas VII-A sebanyak 38 Siswa.
Adapun permasalahan yang menjadi kajian didalam Skripsi
ini adalah bagaimana penerapam media CD, respon siswa terhadap pembelajaran
dengan menggunakan media CD dan apakah ada peneingkatan prestasi kelas VII-A
MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten dengan menggunakan media CD.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang identik dengan siklus, dengan menggunakan pendekatan kualitatif hal ini
untuk memudahkan pembaca, karena tidak banyak bergelut dengan angka-angka.
Tehnik analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
artinya data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes ditulis
dalam rekaman data untuk disederhanakan melalui paparan data yang bertujuan
untuk memudahkan dalam penerikan kesimpulan sementara yang berupa temauan penelitian,
lalu langkah terakhir adalah penerikan kesimpulan.
|
YAYASAN PONDOK
PESANTREN AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
MADRASAH TSANAWIYAH AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
(MTS. ASWAJ)
Jl. KH. Hasyim Asy’ari Gg. VII/ 29 Telp.
0328-312037 Ambunten Sumenep 69455
Surat Keterangan
Nomor : MTs.m/ 32 .15/ PP.005/ 32.C3 / 2010
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Sekolah MTs.
Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep menerangkan bahwa saudara:
Nama : Mastur
NIM : 2007.360.10.820
Tempat, Tgl. Lahir :
Sumenep, 21 Juni 1981
Status : Mahasiswa
Tahun Ak. : 2009-2010
Benar-benar telah mengadakan Riset dan perpanjangan
penelitian di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten sumenep pada tanggal 7 Desember
2009 sampai selesai untuk memperoleh data tentang “Urgensi Penggunaan Media CD
Dalam Pembelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shalat Kelas VII-A MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten Sumenep Tahun Pelajaran 2009-2010”
Demikian surat keterangan ini kami buat, dapatnya
dipergunakan sebagai mana mestinya.
Ambunten, 16 Agustus 2010
Kepala Sekolah MTs.
Ahlussunnah Waljamaah Ambunten
BUZAIRI, M.Pd.I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Konteks
Penelitian
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berahlaq mulya, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.[2]
|
Fiqih
merupakan salah satu mata pelajaran yang mendalami hukum Islam yang diperoleh
melalui dalil Al-quran dan Sunnah, selain itu fiqih merupakan salah satu
disiplin ilmu yang membahas hukum syar’iah dan hubungan dengan kehidupan
manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam muamalah.
Kenyataan
dilapangan prestasi siswa khususnya kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah
Ambunten dalam pengetahuan Fiqihnya rata-rata masih kurang. Beberapa anggapan
bahwa fiqih adalah mata pelajaran yang menoton dan membosankan sehingga
cenderung tidak disukai oleh sebagian siswa. Realita ini harus dikaji untuk
mengetahui penyebab terjadinya.
Dillihat
dari kehidupan sehari-hari siswa ternyata banyak siswa yang suka menonton
televisi dirumahnya. Hal ini tidak lepas dari adanya peran keluarga yang
seringkali menonton atau menghidupkan TV pada waktu-waktu yang seharusnya diisi
dengan belajar oleh siswa. Karena adanya pengaruh lingkungan yang memberikan
peluang pada siswa untuk tidak belajar serta kurangnya perhatian keluarga
terhadap kondisi pendidikan anak, sehingga anak cenderung melupakan materi
pelajaran yang diperoleh disekolah, disebabkan siswa lebih senang menonton TV
daripada membuka buku dan mempelajarinya.
Pada
kenyataannya siswa lebih mudah mengetahui, memahami, dan bahkan menceritakan
kembali apa yang telah ditontonnya dari TV, baik itu sinetron, reality show,
infotaintment, kuis, olahraga, berita, dan sebagainya, daripada membahas,
berdiskusi atau bercerita tentang materi pelajaran, apalagi fiqih yang dianggap
sebagai mata pelajaran baku, kampungan, tradisional dan tidak ikut zaman.
Dilihat
lebih jauh, kurangnya minat siswa dalam mempelajari fiqih, salah satunya
disebabkan oleh kemonotonan dan kurangnya variasi dalam Proses Belajar Mengajar
(PBM). Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode ceramah akan membuat
siswa kurang bergairah dalam belajar serta akan menciptakan verbalisme pada
siswa yang pada akhirnya akan menyebabkan siswa mengantuk sehingga pesan yang
disampaikan tidak dapat ditangkap secara maksimal oleh siswa.
Oleh karena
itu, perlu adanya variasi dan inovasi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) agar
perhatian siswa terhadap mata pelajaran fiqih lebih meningkat. Hal ini dapat
disiasati, salah satunya dengan cara memberikan atau membuat pembelajaran fiqih
yang berkaitan dengan kenyataan sehari-hari siswa dan sesuai dengan kesenangan
siswa. Dalam PBM, variasi pembelajaran dapat berupa model dan metode
pembelajaran atau adanya penggunaan media yang dapat meningkatkan minat belajar
siswa dalam mata pelajaran fiqih. Salah satu jenis media pembelajaran adalah
media Audio Visual, dimana perpaduan suara dan gambar gerak maupun gambar diam
merupakan dominasi dalam media ini. Salah satu variasi dan inovasi dalam
pembelajaran itu adalah mengajak siswa belajar dengan menonton TV, dimana
materi sudah dikolaborasikan dengan kisah-kisah atau kejadian nyata yang ada
disekitar lingkungan siswa, sehingga siswa akan lebih tertarik dan berminat
untuk belajar fiqih. Materi-materi yang
akan diberikan tersebut disimpan dalam sebuah CD dan diputar melalui VCD player
dan diaudio visualisasikan melalui TV.
Seiring
kemajuan teknologi, pada tahun 1992 seorang yang berkebangsaan Belanda bernama
Philips mempromosikan media Audio Visual yang disebut Video Compact Disk,
yang kebanyakan orang mengenalnya dengan VCD atau CD. Penggunaan media CD ini
dalam pembelajaran sangat menguntungkan, karena siswa tidak hanya menggunakan
indera pendengaran seperti pada proses pembelajaran dengan metode ceramah yang
memungkinkan terjadinya verbalisme tetapi juga memanfaatkan indera penglihatan
sehingga siswa tidak hanya mengenal apa yang disampaikan oleh guru dalam bentuk
kata atau bayangan yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan pemahaman atau
penafsiran antar siswa, tetapi siswa dapat menyimak secara tak langsung apa
yang disampaikan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran
seperti ini akan lebih optimal karena pembelajaran disesuaikan dengan kebiasaan
dan kesenangan siswa, sehingga siswa akan lebih berminat untuk belajar fiqih,
dan pada akhirnya pembelajaran tersebut memiliki dampak yang dapat mendongkrak
terhadap motivasi dan prestasi siswa yang selama ini masih minim. Pembelajaran
inipun didukung oleh sarana yang ada dilembaga pendidikan MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten yaitu listrik, TV, dan VCD player, sehingga nantinya pada
pelaksanaannya tidak lagi didapatkan hambatan-hambatan dari segi media
pembelajarannya.
Urgensi
penggunaan media CD dalam proses pembelajaran yang memiliki peranan sebagai
perantara penyampai pesan dari pengirim (guru) pada penerima (siswa) yang
berupa suara dan gambar, maka proses penyerapan informasi dari guru terhadap
siswa lebih dapat dioptimalkan, terlebih lagi pada praktek Shalat, dimana inti
dari ibadah shalat 80% terdiri dari gerak (harkah), maka kehadiran media Audio
Visual sangat tepat untuk dijadikan sarana dalam proses belajar mengajar yang
aktif, kreatif, efektif, inofatif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga tujuan
pendidikan dapat dicapai dengan baik.
Atas dasar
itulah penulis mengadakan penelitian dengan judul “Urgensi Penggunaan Media
CD Dalam Pembelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shalat Kelas VII-A MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten Sumenep Tahun Pelajaran 2009-2010”
B.
Fokus
Penelitian
Berdasarkan
judul penelitian diatas, maka penelitian ini difokuskan pada:
1. Bagaimana penerapan
penggunaan media CD dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan shalat di kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten?
2. Bagaimana respon
siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media CD di kelas VII-A MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten?
3. Bagaimanakah
peningkatan prestasi siswa kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten pada
pembelajaran fiqih pokok bahasan shalat melalui penggunaan media CD?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
pertanyaan penelitian diatas, tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan
penerapan penggunaan media CD pada pembelajaran fiqih pokok bahasan shalat di kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten
2.
Mendiskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran
dengan menggunakan media CD di kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten.
3.
Mendiskripsikan peningkatan prestasi siswa kelas
VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten pada pembelajaran fiqih pokok bahasan shalat melalui penggunaan media CD
D.
Kegunaan
Penelitian
Ada
beberapa manfaat dan kegunaan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Bagi
pengembangan teori
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap perkembangan penelitian dinegri tercinta ini seiring
perkembangan zaman.
2.
Bagi siswa
Menjadi bahan peningkatan prestasi dan motivasi belajar
siswa dalam proses belajar mengajar serta meminimalisir kemungkinan verbalisme
pada siswa dengan cara pemanfaatan media CD sebagai salah satu sumber belajar
pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat.
3.
Bagi
Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan pendidikan tentang fiqih (shalat)
pada khususnya.
4.
Bagi
peneliti
Sebagai bahan informasi yang dapat menambah pengetahuan
peneliti dan juga sebagai sarana melatih mengajar dengan menggunakan media CD
pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan shalat.
E.
Alasan
Pemilihan Judul
Ada
tiga pokok alasan dalam menentukan judul sekripsi ini:
- Penulis merasa tertarik untuk mengorek pentingnya penggunaan media CD dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan shalat, karena sebagian besar guru agama jarang menggunakan media apalagi penggunaan media audio visual (CD/VCD)
- Dengan judul diatas penulis ingin mengetahui pengaruh penggunaan media CD terhadap prestasi dan respon siswa pada pembelajaran fiqih pokok bahasan shalat.
- Penulis memilih judul diatas karena judul tersebut sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni oleh penulis, yaitu bidang Pendidikan Agama Islam.
F. Batasan Istilah Dalam Judul
Sekripsi
ini berjudul “Urgensi Penggunaan Media CD Dalam Pembelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shalat Kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah
Ambunten Sumenep Tahun Pelajaran 2009-2010”
Untuk
menghindari penyimpangan dari Judul diatas maka penulis membatasi pada yang dimaksud Media CD adalah CD
Pembelajaran dan untuk menghindari interpretasi, maka penulis juga akan
mengkaji istilah-istilah yang tercantum dalam Judul Sekripsi ini sebagai
berikut:
Urgensi berarti keperluan yang amat penting,
mendesak.[3] Media (bahasa
latin) medius secara harfiyah berarti tengah, perantara atau pengantar.[4] CD (compact disk) berarti
cakram padat, adalah suatu media
plastik yang diisi dengan pengkodean laser, didesain untuk menyimpan sejumlah
besar data.[5]
Pembelajaran berarti aktifitas yang tersistem dan tersetruktur
untuk mencapai tujuan tertentu[6] Fiqih atau fiqh
(Bahasa Arab) Berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal. Secara
terminologi fiqih adalam satu bidang ilmu dalam Syariat Islam yang secara
khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia,
baik kehidupan pribadi, maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.[7]
G.
Sistematika
Pembahasan
Untuk mencapai pemahaman yang utuh,
runtut dan sistematis dalam penulisan skripsi ini maka penulis menggunakan
sistematika pembahasan
sebagai berikut :
BAB Pertama, berisi pendahuluan, yang menjadi landasan
bagi bab-bab selanjutnya. Bab ini memuat tentang konteks penelitian, fokus
penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, alasan pemilihan judul,
batasan istilah dalam judul dan sistematika pembahasan.
BAB Kedua, berisi tentang kajian pustaka, Bab ini
memuat tentang sub bab yang berisi kajian tentang belajar fiqih, prestasi
belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, fungsi dan manfaat media
pembelajaran dan penerapan media Audio Visual.
BAB Ketiga, membahas tentang metode penelitian
didalamnya mencakup tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran
peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis
data, pengecekan keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian.
BAB Keempat, laporan penelitian, meliputi paparan data
dan temuan penelitian dan pembahasan.
BAB Kelima, penutup merupakan akhir dari penelitian
skripsi ini, yang berisi kesimpulan, saran-saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Belajar
Fiqih
Pemahaman tentang
definisi belajar ini akan diawali dengan mengemukakan beberapa pendapat dari
para ahli. Hal ini bertujuan untuk meluruskan persepsi masyarakat yang
beranggapan bahwa belajar hanya merupakan pencarian ilmu atau menuntut ilmu. lebih
khusus lagi, ada yang mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Ini berarti, bahwa orang belajar adalah
proses mengumpulkan dan mengahafalkan fakta-fakta dalam bentuk informasi yang
sudah siap saji.
Pada
kenyataannya, ketika kita bertanya pada seseorang tentang apakah yang dinamakan belajar, maka
kita akan mendapatkan jawaban yang bervariasi. Hal itu disebabkan karena
perbuatan belajar juga bermacam-macam, diantaranya seperti menirukan ucapan
kalimat, menghafalkan kata, mengumpulkan fakta-fakta, menghafalkan lagu, menghitung
dan mengerjakan soal fiqih dan sebagainya.
Menurut James O Wittaker ”belajar
dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan dan pengalaman”.[8]
|
Disini
disebutkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan atau peningkatan positif
tingkah laku melalui praktik dan latihan. Adanya praktik dan latihan tadi
diharapkan adanya kesinambunganatau konsistensi, sehingga pada akhirnya hasil
yang dicapai sesuai atau minimal mendekati dengan apa yang diharapkan.
Menurut Howard
L. Kinsley “belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktik dan latihan”.[9]
Definisi
belajar yang telah dikemukakan oleh dua ahli diatas, maknanya tidaklah jauh
berbeda, maka dari itu dapat kiranya penulis mendefinisikan belajar yaitu suatu
proses kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang berfungsi sebagai penambahan
pengetahuan secara konsisten melalui kegiatan latihan dan pengalaman sehingga
terjadi tingkah laku yang berkembang dan bermanfaat sesuai dengan harapan.
Perkembangan
guna mencapai manfaat yang diharapkan tidaklah lepas dari adanya daya dukung
atau faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, seperti yang
ditulis oleh Munadi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
1.
Faktor
Internal
a.
Faktor
Fisiologis
|
b.
Faktor
Psikologis.
Antara lain faktor intelegensi,
perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
2.
Faktor
Eksternal
a.
Faktor
Lingkungan
Antara lain faktor lingkungan
fisik dan lingkungan sosial.
b.
Faktor
Instrumental
Antara lain faktor kurikulum,
sarana dan evaluasi, dan guru.[10]
Dalam hal
ini Djamarah dan Zain mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar yaitu : “tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat
evaluasi, bahan evaluasi dan suasana evaluasi”.[11]
Adanya
pengaruh didalam diri pelajar merupakan hal yang logis jika dilihat bahwa
perubahan belajar itu adalah sebuah perubahan tingkah laku individu yang
didasari pada keinginan untuk mendapatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan
belajar. Hal tersebut dapat dimaksimalkan tergantung pada usaha dalam belajar
itu sendiri.
Meskipun
demikian hasil belajar yang dicapai masih dipengaruhi oleh faktor yang datang
dari luar dirinya, salah satunya adalah sekolah, dimana kualitas pengajaran
yang dikelola oleh guru yang menggunakan metode-metode tertentu sangat
menentukan kualitas pengajaran dan keberhasilan siswa. Dan pada akhirnya hal
tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup dalam suatu negara.
Belajar fiqih merupakan perintah Allah dan Rasulnya, sampai suatu ketika
Rasulullah mendoakan seorang shahabat agar menjadi seorang yang faham akan
fiqih, demikian pentingnya fiqih Islam yang harus dikuasai oleh umat Islam,
selain itu dengan mempelajari fiqih akan menunjukkan siyamul Islam
(kesempurnaan islam).[12]
Abu Hanif mendefinisikan ”fiqih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang
kewajiban haknya sebagai hamba Allah SWT”.[13]
Betapa pentingnya belajar fiqih, fiqih tidak hanya mempelajari bagaimana
kita berpuasa, shalat, berzakat dan berhaji, akan tetapi fiqih mengatur
masalah- masalah ummat mulai dari masalah Negara sampai masalah istinjak kita
sehari-hari, sehigga dengan memahami ilmu fiqih, kita dapat memahami Islam
secara kaffah yaitu baik dan benar.
B.
Prestasi
Belajar
Dari adanya penjabaran tentang
belajar diatas, maka diharapkan adanya peningkatan yang signifikan, dimana prestasi
belajar merupakan dambaan bagi setiap siswa, karena prestasi sebagai hasil dari
proses belajar mengajar yang selama ini dijalani oleh siswa dalam
sehari-harinya.[14]
David C. McCelland mengemukakan bahwa
“pada setiap orang terdapat virus mental yang olehnya disebut “n Ach”,
singkatan dari need for achievement, artinya kebutuhan untuk memperoleh
prestasi yang gemilang”.[15]
Maka dari itu, guru sebagai salah
satu komponen penting dalam pendidikan harus memiliki komitmen pada dirinya
untuk mencetak anak didiknya agar memiliki prestasi belajar yang gemilang.
Dalam prosesnya, guru memerlukan suatu alat yang dapat mengukur sejauh mana
keberhasilan yang dicapai oleh siswa. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat
keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.
Berdasarkan
tujuan dan ruang lingkupnya, prestasi belajar digolongkan menjadi tiga jenis
penilaian yaitu:
1.
Tes
Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau
beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
2.
Tes
Submatif
Tes ini meliputi sejumlah
bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya
adalah untuk memperoleh gambaran
daya serap siswa untuk
meningkatkan tingkat prestasi belajar.
3.
Tes
Sumatif
Tes ini untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua
tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan
belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu.[16]
Dari ketiga tes diatas nantinya akan
diharapkan nilai atau skor guna mengetahui tingkatan penguasaan terhadap
pengetahuan yang telah dipelajari, adapun tingkatan prestasi belajar dapat dibagi
dalam beberapa tingkatan atau taraf:
1.
Istimewa/maksimal:
Apabiala seluruh
bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa
2.
Baik/Minimal siswa:
Apabila (75%
s.d 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa
3.
Kurang:
Apabila bahan
pelajaran yang diajarkan kurang dari 70% dikuasai oleh siswa.[17]
Dari
pengklasifikasian taraf keberhasilan dalam prestasi belajar, maka dapat
disimpulkan bahwa Proses Belajar Mengajar (PBM) dapat dikatakan berhasil jika
75% dari jumlah siswa yang mengikuti PBM telah mencapai taraf keberhasilan
minimal, optimal, atau bahkan maksimal. Dan jika 75% atau lebih dari peserta
didik mendapatkan nilai dibawah taraf minimal maka guru harus melakukan
perbaikan atau remidi.
C.
Metode
Pembelajaran
Untuk mendapatkan nilai yang memiliki
tingkatan baik/minimal siswa, bahkan untuk mencapai nilai istimewa/maksimal,
maka guru diharuskan mempunyai metode-metode dalam mengajar.
Metode artinya
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan[18]
Metode-metode yang telah dimiliki
oleh seorang guru harus dapat diimplementasikan dalam pembelajaran, seperti
yang disampaikan Roestiyah N.K “Guru harus memiliki strategi agar anak didik
dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah
satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
penyajian ataui biasanya disebut metode mengajar”.[19]
Metode pembelajaran adalah cara kerja
yang konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran agar
efektif dan efisien supaya tercapai tujuan pembelajaran secara optimal. Mengajar pada hakekatnya merupakan
upaya guru dalam menciptakan situasi belajar. Oleh karena itu metode yang
digunakan oleh guru diharapkan dapat menumbuhkembangkan kegiatan belajar serta
potensi yang dimiliki siswa.Proses belajar mengajar merupakan proses interaktif
edukatif antara guru
sebagai pencipta suasana belajar dan pelajaran itu sendiri yang memberikan
respon terhadap usaha yang dilakukan oleh guru. Oleh sebab itu guru harus
mengenal, mempelajari, dan menguasai berbagai metode pembelajaran agar dapat
mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran secara bervariasi, sehingga guru
mampu menimbulkan proses belajar mengajar yang berhasil dan berdaya guna. Upaya
guru dalam memilih metode yang baik dan sesuai merupakan upaya untuk
meningkatkan mutu pelajaran agar dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat
belajar siswa.
Salah
satu contoh dari metode diatas adalah pemanfaatan media pembelajaran dengan
tujuan untuk memberikan rangsangan atau stimulus terhadap minat belajar siswa
sehingga siswa dalam belajar dapat lebih mengenal dan mencerna apa yang
dipelajarinya, karena hal tersebut memiliki konteks terhadap kehidupan nyata
siswa.
D.
Media
Pembelajaran
Secara umum
media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti perantara atau
penghantar. Kata media seringkali digunakan dalam berbagai kegiatan usaha,
seperti media dalam penyampaian pesan, media penghantar magnet atau panas dalam
bidang teknik. Istilah media juga digunakan dalam bidang pengajaran atau
pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media
pembelajaran. Dalam hal ini penulis akan mengemukakan dua pendapat ahli tentang
definisi media pembelajaran.
Munadi
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah ”segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efektif dan efisien”.[20]
Menurut
Gagne media adalah “berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar”[21]
Dari dua
pengertian di atas, maka media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sarana
yang digunakan oleh pendidik sebagai penyampai pesan dari pengirim kepada
penerima secara terencana untuk mencapai tujuan belajar yang kondusif dan
proses belajar siswa yang efektif dan efisien agar siswa dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini media pembelajaran yang
dimaksud adalah media berupa CD (compact disk) yang didalamnya telah
diintegrasikan materi-materi pembelajaran yang akan disampaikan pada siswa
dalam proses belajar mengajar, sehingga dinamakan CD pembelajaran, dan nantinya
materi yang telah tersimpan dalam CD pembelajaran akan diaudio visualisasikan
melalui media bantu berupa televisi, agar materi pembelajaran dapat disampaikan
pada siswa serta pada akhirnya akan tercipta suasana belajar pada siswa melalui
bantuan media pembelajaran berupa CD pembelajaran.
E.
Fungsi
dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran berupa CD
merupakan salah satu metode pembe-lajaran yang berfungsi atau beranfaat untuk
membelajarkan siswa.
Hamalik mengemukakan bahwa “Pemakaian
media pembelajaran dalam prosess belajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.[22]
Lebih
lanjut fungsi CD pembelajaran bagi peserta didik adalah:
1. Lebih
meningkatkan daya pemahaman siswa terhadap materi pendidikan yang disajikan.
2.
Mempercepat
daya cerna.
3.
Merangsang
cara berpikir
4. Membangkitkan daya
efektif yang mendalam mengenai pesan-pesan pendidikan yang disampaikan.
5. Membantu kuatnya daya
ingatan mereka.
6. Membantu memahami
secara integral materi yang disajikan.
7.
Membantu
memperjelas pengalaman langsung.
8. Membantu merangsang
kegiatan kejiwaan anak didik seperti pengamatan, emosi dan lain-lain.[23]
Pada
dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar.
Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada hasil kajian
ciri-ciri umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai menyampaikan pesan dan
dampak atau efek yang ditimbulkannya.
Beberapa
manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar sebagai berikut:
1. Dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar.
2. Dapat meningkatkan
dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Dapat mengatasi
keterbatasan indera, ruang dan waktu.
4. Dapat memberikan
kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan
mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungan.[24]
Demikian
pula khususnya pada CD pembelajaran yang juga merupakan bagian dari media yang
dapat digunakan sebagai sarana belajar, maka fungsi dan manfaat yang terdapat
dalam media pembelajaran secara umum juga berlaku pada CD pembelajaran.
F.
CD
Pembelajaran Sebagai Media Audio Visual.
Salah satu media pembelajaran
yangdapat dijadikan sebagai sumberbelajar oleh siswa media audio visual “media
audio visual sebagai media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar”.[25]
Media audio visual dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu: ”(1)Media Audio Visual Murni,media ini sudah
dilengkapi peralatan suara dan gambar dalam satu unit. (2)Media Audio Visual Tak
Murni,media ini memiliki suara dan gambar yang tidak dalam satu unit”.[26]
Dari
dua definisi diatas maka media audio visual adalah media yang terdiri dari
unsur suara dan gambar, baik dalam satu unit atau tidak.
Macam-macam
media audio visual, diantaranya adalah: “(1)Film gerak bersuara. (2)Video; (a)Video pita
magnetic (VTR,VCR, dan Mini-VD) (b)Video Disk. (3)Televisi”.[27]
Maka dari itu sudah jelas bahwa CD yang
dijadikan sebagai media pembelajaran dapat menyimpan unsur suara dan unsur
gambar yang dapat disampaikan dengan menggunakan media bantu lainnya berupa VCD
player dengan televisi atau dengan menggunakan computer. Namun dalam penelitian
ini akan digunakan CD pembelajaran dengan media bantu berupa VCD player dan TV
untuk menyampaikan materi-materi yang telah disimpan dalam CD pembelajaran
kepada siswa sebagai bagian utama dalam PBM, dimana CD pembelajaran ini
bersifat sebagai sumber belajar bagi siswa.
G.
Penerapan
CD Pembelajaran Sebagai Media Audio Visual
Arief S. Sadiman membagi pemanfaatan
media pembelajaran menjadi dua pola, “yakni pemanfaatan media dalam situasi
belajar mengajar didalam kelas atau ruang (seperti auditorium) dan pemanfaatan
media diluar kelas”.[28]
Dalam
hal ini penerapan media pembelajaran berupa CD difokuskan pada pemanfaatan
media didalam kelas. Maka dari itu kehadirannya dimaksudkan untuk menunjang
tercapainya tujuan tertentu. Oleh karena itu hendaknya memiliki kemampuan
mengintegrasikan media kedalam rencana pembelajaran meliputi tujuan, materi,
strategi, dan waktu yang tersedia.
Proses
belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/ media tertentu ke penerima
pesan. Banyak sekali hambatan yang dihadapi oleh guru dalam penyampaian pesan
kepada siswa, baik dari dalam diri guru sendiri maupun siswa. Proses komunikasi
belajar mengajar seringkali berlangsung secara tidak efektif dan efisien.
Media
Pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan
dapat membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat,
intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak
georafis, waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan pemanfaatan media.
Curzon menyatakan bahwa:
The object of using audio visual material in the
classroom in the communication of information incidental to the total teaching
process. Selected and used skillfully the aid in the right time, the right
place, and the right manner – audio visual aids (AVA) can multiply and widen
the channels of communication between teacher and class.[29]
(tujuan
menggunakan media audio visual di dalam kelas dalam menyampaikan informasi
yaitu untuk proses pengajran secara totalitas, terseleksi dan menggunakan
tujuan pada waktu tempat dan cara yang benar secara profesional. Tujuan
penggunaan media audio visual dapat mengembangkan dan memperdalam penyampaian
informasi antrara guru dan siswa didalam kelas )
Pernyataan
Curzon cukup jelas kiranya dapat mencirikan pentingnya penggunaan media dalam
bentuk AVA untuk pengajaran secara umum, bahwa penggunaan AVA dapat memperluas
saluran komunikasi antara guru dan siswa. Maksudnya apabila Anda mengajar
dengan tidak menggunakan AVA seperti ketika menjelaskan materi pelajaran atau
ketika memberi latihan, berarti Anda hanya menggunakan mulut untuk
berkomunikasi atau disebut juga komunikasi verbal. Apabila Anda menggunakan media seperti tape,
gambar, dll. dalam mengajar, maka Anda menggunakan lebih dari satu saluran
komunikasi. Anda tidak hanya memberikan stimulus secara verbal saja, tetapi
Anda juga menggunakan stimulus melalui saluran aural dan visual. Semakin banyak
kita menggunakan saluran komunikasi ketika mengajar, semakin banyak informasi
yang dapat diserap siswa, serta tentunya semakin efektif pengajaran kita.
Selanjutnya, Curzon menyampaikan maksud utama dari penggunaan
media sebagai berikut :
A class acquires knowledge and
skills as the results of assimilation of responses elicited by those stimuli
which create sensory impressions. The concept of teaching which is based on the
teacher relying solely on his voice and personality steems from the belief that
communication is best achieved through the medium of sound. The use of AVA
(media) in a lesson is based on the consideration of communication as related
to all the senses of the talk of the teacher in providing the appropriate
stimuli for desired responses can be facilitated by him to engage the students’
senses of hearing, seeing, touching, etc.[30]
(kelas
memerlukan pengetahuan dan skill sebagai hasil asimilasi dari respon yang
diperoleh oleh rangsangan-rangsangan itu yang menciptakan pengaruh-pengaruh
sensor. Konsep dari pengajaran yang berdasar pada guru menjawab semata-mata
padan suaranya dan sikapnya, maka dari itu ditegaskan bahwa proses komunikasi
diperoleh dengan terbaik melalui media suara. Penggunaan media dalam sebuah
pelajaran didasarkan pada pertimbangan komunikasi yang berhubungan dengan semua
rasa berbicara guru dalam memperbaiki rangsangan yang benar untuk respon yang
diinginkan bisa difasilitasi dengannya untuk mengawainkan pada indera siswa
dari pendengaran, penglihatan, sentuhan dan lain-lain).
Dari
penuturan Curzon, kita dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa merupakan asimilasi atau gabungan dari respon-respon yang
dirangsang oleh stimulus-stimulus yang menciptakan suatu kesan sensoris pada
diri siswa. Sebagai contoh, ketika Anda menemukan satu hal yang sangat sulit
dijelaskan secara verbal dari teks kepada siswa. Kemudian, Anda menggunakan
alat bantu visual berupa gambar. Dalam hal ini, selain Anda menggunakan saluran
komunikasi verbal, Anda juga menggunakan saluran komunikasi lain yaitu visual.
Siswa akan lebih dapat memahami pelajaran dengan bantuan visual berupa gambar
selain penjelasan guru.
Pentingnya media juga dapat
dilihat dari aspek kehidupan siswa. Suatu kenyataan bahwa siswa mendapatkan
pengalaman yang lebih luas dan bervariasi dibanding orangtua mereka ketika
masih muda. Sehingga cukup beralasan kiranya apabila sekolah memberikan siswa
pengalaman sebanyak mungkin dan variatif. Untuk mencapai hal ini, sekolah harus
menggunakan sebanyak mungkin media yang dapat menyajikan berbagai pengalaman kepada
siswa.
Moller dalam hal ini menyatakan:
Life divides two kinds of reality:
that imposed by the school; and the real, living world outside. The new media
can help us a lot in our task of: unifying the two realities; indeed they are
indipensable if we want to succeed in giving children a stimulating environment
in which they can learn.[31]
(hidup
membagi dua macam fakta: yang dibebankan di sekolah dan di dunia luar; media
baru dapat banyak membantu kita dala tugas untuk menyatukan dua kehidupan tadi.
Sungguh mereka sangat dibutuhkan jika kita ingin sukses untuk memberikan
dorongan lingkungan terhadap anak-anak dimana mereka bisa belajar)
Pernyataan
di atas menjelaskan bahwa media instruksional sangat bermanfaat untuk
membangkitkan motivasi siswa dalam belajar karena media menyajikan banyak
pengalaman yang menarik, bahkan pengalaman akan dunia di luar sekolah. Walaupun demikian, hasil yang
didapat sangat dipengaruhi oleh penggunaan media dengan benar, tepat, dan
terseleksi.
Banyak guru tidak memanfaatkan
media audio-visual karena dianggap mahal atau tidak tahu cara pemanfaatannya
dalam pembelajaran. Seperti kata pepatah “ala bisa karena biasa” memang terjadi
dalam pemanfaatan media. Banyak guru tidak bisa karena tidak diajari atau tidak
mau belajar sendiri untuk menggunakannya, serta tidak mau mencoba. Suatu sikap
yang harus diterapkan di kalangan guru adalah mencoba belajar menggunakannya.
Guru akan langsung merasakan manfaatnya setelah mencoba.
Media dapat digunakan untuk
keperluan pembelajaran baik secara klasikal maupun individual. Dalam
pembelajaran klasikal, media menjadi bagian integral dari proses pembelajaran
itu sendiri. Melalui penggunaan media, siswa dapat terlibat langsung dengan
materi yang sedang dipelajari. Misalnya, penggunaan media realita atau benda
nyata akan memberikan pengalaman belajar (learning experiences) yang sesungguhnya
kepada siswa. Siswa dapat menyentuh dan mengobservasi benda tersebut dan
memperoleh informasi yang diperlukan. Dalam mata pelajaran fiqih, contoh benda
(media) nyata adalah orang ketika sedang melaksanakan shalat yang dapat
diobservasi secara langsung oleh siswa.
Beberapa langkah yang perlu
diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran didalam kelas yaitu:
Pertama, persiapan guru; pada langkah ini
guru menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui penggunaan CD dalam
pembelajaran fiqih pada materi pokok shalat dan strategi penyampaiannya.
Kedua, persiapan kelas; pada langkah ini guru bukan
hanya menyiapkan perlengkapan, tetapi mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti,
mencatat, menganalisis, mengkritik, dan lain-lain.
Ketiga, penyajian; penyajian media pembelajaran
audio visual berupa CD sesuai dengan karakteristiknya pada materi pokok shalat.
Keempat, langkah lanjutan dan aplikasi; setelah penyajian perlu adanya
kegiatan belajar
sebagai tindak lanjutnya, misal diskusi, laporan, penugasan, dan lain-lain.[32]
Adapun
bentuk penyajian yang akan digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran
dengan menggunakan CD pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas Guru
a.
Menyiapkan alat dan bahan untuk
presentasi
1) Alat
a) VCD Player
VCD player adalah alat
atau media bantu dalam penyampaian PBM yang berfungsi sebagai reading atau
pembaca terhadap CD pembelajaran yang telah dipilih dan dipersiapkan oleh guru,
yang selanjutnya akan dikoneksikan dengan televisi.
b) Televisi
Televisi disini
berfungsi sebagai media atau alat bantu untuk menampilkan gambar dan suara yang
ada atau tersimpan dalam
CD pembelajaran.
c) Sound System
Sebenarnya pengeras
suara tidak mutlak dibutuhkan karena dalam TV sudah terdapat pengeras suara,
namun hal ini tetap dapat digunakan untuk mendapatkan kualitas suara yang baik.
2) Bahan
Bahan yang dimaksud di
sini adalah bahan ajar yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran
sebelum guru melakukan presentasi di depan kelas. CD pembelajaran merupakan
item yang terpenting untuk dipersiapkan, karena tidak sembarang CD dapat
dijadikan sebagai CD pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan pada siswa, karena ketika terjadi kesalahan pemilihan CD
pembelajaran yang sesuai dengan materi, maka akan menyebabkan PBM tidak efektif
dan efisien, disebabkan materi yang tidak tersampaikan secara maksimal.
b.
Mempresentasikan materi
pembelajaran
karena dalam materi yang
akan disampaikan ada dalam bentuk video, maka sebelum pada kegiatan inti perlu
kiranya memberikan sekilas pandangan kepada siswa terhadap materi yang akan
dipelajari, tujuan dari pembelajaran, dan indikator-indikator yang ingin
dicapai.
c. Memberikan
tugas kepada siswa
Setelah proses
presentasi materi terselesaikan, maka pada akhir pelajaran dapat diberikan
tugas pada siswa, baik yang bersifat individu maupun bersifat kelompok.
2. Aktivitas Siswa
a. Memperhatikan dan
mendengarkan presentasi guru
Pada saat guru menjelaskan
sekilas materi yang akan dipelajari, tujuan dari pembelajaran, indikator-indikator yang ingin dicapai, dan
penyampaian materi melalui CD pembelajaran, siswa harus memperhatikan dengan
baik apa yang disampaikan oleh guru agar dapat diserap secara maksimal.
b. Bertanya terhadap
materi yang tidak dimengerti
Siswa dapat menanyakan hal-hal
yang belum dipahami kepada guru agar hasil belajar lebih maksimal dan tidak
menimbulkan perbedaan pemahaman atau persepsi.
c. Mengerjakan tugas
Siswa dapat mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar.
Adapun
faktor-faktor pendukung dalam penggunaan CD pembelajaran sebagai media audio visual adalah sebagai
berikut :
a.
Kemampuan guru
Kreativitas
yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan ke dunia suatu yang wajar. Demikian
juga dengan guru, karena kreativitasnya itu maka seseorang dapat mengaktualkan
dirinya. Di sini terutama dalam penggunaan media pembelajaran, mengingat
peranan guru yang sangat besar dalam pembentukan sikap dan mental serta
pengembangan intelektualitas anak yang dimilikinya.
Nana
Sudjana mengatakan kreativitas ”merupakan cara atau usaha mempertinggi atau
mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran”.[33]
Pengaruh
yang diberikan oleh guru dalam pendekatannya dengan siswa bisa saja lebih besar
dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh
kesempatan untuk merangsang siswa dan kalau ingin menghambatnya lebih banyak
dari orang tua siswa.
Penggunaan
media oleh guru dalam proses pembelajaran, tentumya tidak terlepas dari
bagaimana guru tersebut mengajar. Guru perlu memperhatikan pedoman atau
falsafah dalam mengajar. Ini akan bermanfaat guna pencapaian tujuan
pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya. Samion AR menyatakan bahwa falsafah
mengajar yang harus diperhatikan oleh guru dalam menumbuhkan kreativitas siswa
adalah :
1) mengajar adalah
sangat penting dan sangat menyenangkan
2)
siswa patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi
yang unik
3) siswa hendaknya
menjadi pelajar yang aktif[34]
Dengan
memperhatikan pendapat diatas dan melaksanakan secara optimal, maka guru dalam
penggunaan media juga harus memperhatikan hal-hal tersebut. Media yang
dipergunakan sebagai alat bantu dapat saja menjadi pendorong bagi anak didik,
sekaligus mempermudah untuk memahami materi yang disajikan
b. Fasilitas sekolah
Untuk
menunjang pembelajaran yang berbasis media ini, faktor sarana ataupun
fasilitas sekolah sangatlah mendukung, karena tanpa adanya fasilitas yang
memadai mustahil pembelajaran yang menyenangkan itu akan tercapai. Di MTs. Ahlussunnah
waljamaah Ambunten sendiri untuk fasilitas media tidak menjadi hambatan, karena
tersedianya fasilitas yang sangat lengkap untuk penunjang pembelajaran, yaitu
tersedianya televisi 29 inchi, VCD player, dan Sound system.
c. Daya serap siswa
Salah satu
faktor yang membuat pembelajaran lebih menyenangkan adalah metode mengajar yang
digunakan oleh guru dan media yang digunakan. Dengan tercapainya dua hal
tersebut di atas maka transfer ilmu yang dilakukan kepada siswa juga akan lebih
baik dan mudah. Siswa cenderung lebih cepat menerima pembelajaran dari sesuatu
hal yang nyata. Dengan demikian kemampuan siswa untuk menyerap pelajaran akan
lebih cepat dan mudah.
Adapun
faktor-faktor penghambat dalam penggunaan CD pembe-lajaran sebagai media audio visual adalah :
1)
Sumber listrik
Jalur listrik yang tidak
normal yang kadang hidup dan kadang mati menjadi salah satu faktor penghambat
guru yang sudah menyiapkan bahan tersebut.
2) Mengurangi jam
belajar
Dalam pembelajaran ini
perlu adanya penyiapan alat atau media yang akan digunakan sebelum melaksanakan
PBM, sehingga perlu waktu untuk menyiapkannya. Berkurangnya waktu tersebut
mengakibatkan peng-efektifan waktu menjadi kurang maksimal.
Disini
diperlukan sekali kedisiplinan siswa dan guru untuk mengefektifan waktu dalam
pembelajaran supaya waktu yang tersedia cukup untuk melakukan proses belajar
mengajar sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan.
3) Penjadwalan pemakaian
media
Karena keterbatasan
media yang hanya satu unit maka penggu-naanpun sering bertabrakan dengan mata
pelajaran lain, sehingga bahan yang sudah disiapkan harus diganti dengan
alternatif lain. Penjadwalan tidak dilakukan secara tertib oleh pihak sekolah
sehingga ini bisa menghambat pembelajaran tersebut.
4) Sumber dana
Untuk menambah unit
baru, saat ini pihak sekolah masih terbatas dengan pendanaan. Karena masih
banyak fasilitas-fasilitas lain yang harus dipenuhi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan
Dan Jenis Penelitian
Kata metode
berasal dari bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Dalam penelitian ini
metode lebih dispesifikasikan pada cara kerja untuk memahami suatu obyek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Mukaffi mendefinisikan, penelitian adalah usaha secara sistematis untuk
mencari pemecahan terhadap problem-problem yang bagi manusia mengganggu (plage)
dan menuntut pemikiran.[35]
Metode
penelitian adalah “suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”[36]
Dari
penjelasan diatas disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara
rasional, empiris dan sistematis yang dilakukan dengan cara seksama dan teratur
serta berkesinambungan untuk menemukan solusi dari problem-problem manusia.
|
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data kualitatif (data yang
berbentuk data kalimat, Skema dan gambar).
Penelitian
tindakan adalah “penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja
yang paling efisien sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas
lembaga dapat meningkat”.[37]
1. Model Penelitian Tindakan
Model penelitian tindakan yang akan digunakan
oleh peneliti adalah model penelitian tindakan dari Arikuto, dimana secara
garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan,
(2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Adapun model bagannya adalah
sebagai mana bagan I
Bagan I. Model
Penelitian Tindakan[38]
2. Tahapan Perencanaan
Tujuan rancangan pembelajaran adalah
sebagai acuan untuk mencapai target-target pembelajaran didalam kelas sehingga
proses pembelajaran berlangsung secara sistematis terarah sesuai dengan harapan
dari peneliti atau pengajar serta mempermudah peneliti dalam melaksanakan
penelitian.
a. Observasi Awal
Dalam observasi awal ini peneliti
menentukan masalah-masalah utama yang terjadi dalam proses pembelajaran untuk
dicarikan pemecahan dari masalah tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah mengadakan wawancara langsung secara terbuka terhadap guru mata
pelajaran fiqih di kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep
tentang pemanfaatan media pembelajaran, motivasi, prestasi, serta perilaku yang
menyenangkan dalam proses belajar mengajar selama ini.
b. Refleksi Awal
Berdasarkan hasil observasi awal
perlu adanya tindakan-tindakan untuk meningkatkan prestasi serta motivasi siswa
dalam pembelajaran fiqih dengan cara memanfaatkan media berupa CD Pembelajaran
dalam pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga
prestasi yang dimiliki siswa dapat teroptimalkan.
c. Siklus I
1) Rencana Tindakan I
Rencana tindakan I adalah rencana
yang disusun sebagai persiapan untuk melakukan tindakan I. rencana ini meliputi
: (1) Membuat Rencana Program Pengajaran (RPP), (2) Membuat soal tes, (3)
Perencanaan PBM. Rencana tindakan ini dilakukan untuk menciptakan pelaksanaan
tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun.
2) Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I adalah
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada
rencana tindakan I. tujuan dari pelaksanaan tindakan ini adalah agar prestasi
dan motivasi siswa dapat lebih ditingkatkan.
3) Observasi I
Observasi I adalah upaya merekam
segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan I dalam
siklus I. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan prestasi dan
motivasi siswa dalam belajar selama pelaksanaan tindakan I terealisasi.
4) Analisis dan Refleksi I
Berdasarkan
data dari hasil observasi I, maka data tersebut diolah dan dianalisis guna
melakukan refleksi terhadap kegiatan belaja
mengajar.
Hasil dari refleksi dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam penyusunan
tindakan berikutnya.
d. Siklus II
1) Rencana Tindakan II
Rencana tindakan II ini dilaksanakan
guna sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan II, agar pelaksanaan yang
dilakukan teratur seperti dalam perencanaan.
2) Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksnaan tindakan II ini dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan
yang telah disusun sebelumnya pada rencana tindakan II dengan tujuan untuk
memaksimalkan prestasi dan motivasi siswa dalam kegiatan belajar.
3) Observasi II
Observasi
II dilaksanakan dengan cara merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi
selama tindakan diberikan pada siklus II. Dengan adanya observasi ini maka
perubahan perkembangan prestasi dan motivasi belajar siswa dapat dipantau
dengan seksama.
4) Analisis dan Refleksi II
Berdasarkan
data tentang perilaku siswa yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan II,
maka data tersebut diolah dan dianalisis. Analisis dan refleksi dilakukan
dengan memperhatikan data hasil observasi sehingga dapat disimpulkan apakah
tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa.
Hasil analisis
dan refleksi tersebut dipergunakan untuk menentukan hasil akhir pada kegiatan
akhir siklus.
B.
Kehadiran
Peneliti
Dalam mencari dan
menentukan data yang valid, penulis mendatangi langsung terhadap obyek (lokasi
penelitian) agar tercipta keakraban, dengan keakraban diharapkan agar lebih fer
dan terbuka dalam proses penecari data.
Kehadiran
peneliti dilokasi penelitian sangat menentukan keabsahan dan kevalidan data
dalam penelitian yang ilmiah, hal ini harus dilaksanakan semaksimal mungkin
walaupun harus mengorbankan dana dan sarana-sarana lain bahkan peneliti
melakukan perpanjangan kehadiran ditempat penelitian untuk memperoleh data atau
keterangan-keterangan yang benar-benar valid.
Dalam hal ini
kehadiran peneliti dilokasi penelitian bertindak secara langsung atau sebagai
partisipan penuh, sebagai peneliti yang bertindak secara langsung secara
otomatis diketahui statusnya oleh informan karena peneliti bukan guru di MTs.
Ahlussunnah Waljamaah Ambunten yang tiba-tiba mengajar mata pelajaran Fiqih di
kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten.
C.
Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian
adalah MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten
(MTs.
ASWAJ) yang menjadi tempat dimana peneliti melakukan penelitian
1. Karakteristik Lokasi
MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang ada dibawah
naungan depag dan Yayasan Pndok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah (YPPA)
Ambunten.
MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten (MTs. ASWAJ) ambunten dibangun diatas areal tanah -+ 50x50 m
dengan status tanah milik KH. Ali Hisyam yang diinfakkan kepada Yayasan Pondok
Pesantren Aswaj. Di lokasi tersebut tediri dari gedung-gedung sekolah, kantor,
perpustakaan, aula, kantin, jading dan mushalla, selain itu didalam gedung dan area
yang sama, berdiri sebanyak empat jenis pendidikan formal dan informal lainnya
yaitu pendidikan MA. ASWAJ, MI. Nahdlatul Ulama, TK ASWAJ dan PAUD ASWAJ.
Secara geografis
MTs. Ahlussunnah Waljamaah terletak di desa Ambunten Timur kecamatan Ambunten
berdekatan dengan pantai kawasan padat penduduk, disebelah barat dan utara
berdempetan dengan Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah Ambunten, selain
Pon-Pes ASWAJ disekitar MTs. Ahlussunnah Waljamaah -+ 300 m kearah barat dan
arah timur berdiri juga empat Pondok Pesantren yang jumlah Santrinya diatas 500
santri, letaknya yang cukup setrategis itu menjadikan salah satu faktor
membludaknya siswa yang masuk di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten ini.
Keadaan ruang di
MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten dan gedung sekolah yang bertingkat dan
masih tergolong baik karena baru selesai sekitar tahun 2008 rehabnya, terdiri
dari 6 ruang kelas, 1 kantor, 1 perpustakaan, 2 jeding/WC, 1 musholla, 1 aula,
1 kantin dan 1 ruang OSIS, dengan sarana dan prasarana yang lengkap dibandingkan
lembaga-lembaga suwasta lainnya, menjadikan daya saing dan daya tarik
tersendiri terhadap siswa dan masyarakat sekitar.
Dalam menjalankan program kerja yang berkesenambungan MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten memiliki Stuktur Organisasi yang sanggup menjalankan proses
pembelajaran dan program kerja lembaga.
Bagan II. Struktur
Organisasi MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten
2.
Alasan Memilih Lokasi
Penulis memilih lembaga MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten sebagai
tempat penelitian ini karena:
a. Di
MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten
belum pernah diadakan penelitian tentang judul yang sedang penulis teliti.
b. Lembaga pendidikan MTs.
Ahlussunnah Waljamaah Ambunten tergolong lembaga pendidikan berkembang dan
maju, karena dari status akreditasinya mempunyai nilai “B” (baik).
c. Siswa dan siswi MTs.
Ahlussunnah Waljamaah Ambunten ramah dan berahlakul karimah karena 60% siswa di
MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten berangkat dari Pondok Pesantren disekitr
lokasi penelitian, terlebih pada saat pertama kali peneliti memasuki lokasi
penelitian, karena peneliti dianggap orang akademis dan telah menjadi guru di
lokasi penelitian walaupun berada di jenjang yang berbeda yaitu di MI.
Nahdlatul Ulam (MINU),
d. Sambutan
yang hangat dan antusiasme yang tinggi terhadap penelitian ini, menjadikan
pertimbangan yang juga mendasar atas
pemilihan lokasi di MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten.
D.
Sumber
Data
Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan
akurat.[39]
Dalam penelitian ini sumber yang digunakan peneliti adalah Siswa, Guru
dan data-data lain yang relevan seperti tes hasil belajar, laporan pengamatan
dan wawancar.
Supardi menjelaskan selain siswa ada beberapa sumber data lain yang
dapat dimanfaatkan dalam PTK, yaitu buku harian, dokumen (catatan tentang hasil
belajar) learning logs, jurnal, poto dan laporan pengamatan.[40]
Dalam penelitian ini, sumber data didapat mlalui wawancara, observasi
dan tes. Tes digunakan untuk mengetahui prestasi dan motivasi sebelum dan
sesudah diberi tindakan kelas yang berupa penerapan media pembelajaran berupa
CD Pembelajaran, serta untuk mengetahui kesulitan-kesulitan atau
persoalan-persoalan lain yang berkaitan dengan kegiatan belajar siswa.
Sedangkan observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
penggunaan media berupa CD Pembelajaran oleh guru dan murid dalam mata
pelajaran fiqih materi pokok shalat.
Dan wawancara digunakan untuk mengetahui sejauh mana prestasi,
motivasi, serta perilaku siswa dalam PBM. Dalam hal ini sebagai sumbernya
adalah guru pengajar fiqih kelas VII-a MTs Ahlussunnah Waljamaah Ambunten,
sedangkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa bertujuan untuk mengetahui
respon, motivasi, dan hal-hal yang menjadi kesulitan siswa dalam belajar.
Selain sumber data diatas
penulis juga memilih sumber dari data kepustakaan melalui studi
kepustakaan.
Studi kepustakaan merupakan usaha-usaha untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan pokok masalah penelitian atau mencari per bendaharaan teori-teori
dengan cara menelaah dari buku-buku literature atau karya ilmiah (sebagai
wacana dan perbandingan) yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti[41]
E.
Prosedur
Pengumpulan Data
Setelah peneliti menentukan sumber pada penelitian ini, penulis mencoba
mengumpulkan data melalui tiga metode yaitu:
1. Metode Observasi
Dalam observasi ini, pengumpulan
data dipandang perlu adanya kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan
skor pada lembar observasi seperti dibawah ini:
a. Kriteria
Penilaian Terhadap Siswa Selama Berlangsungnya PBM.
1) Pemanfaatan Media sumber
belajar
3 : Baik 2 : Cukup
1 : Kurang
2) Interaksi
3 : Baik 2 : Cukup
1 : Kurang
b. Kriteria
Penilaian Terhadap Aktivitas Guru Selama Berlangsungnya PBM.
1)
Pengaitan materi terhadap masalah
dalam kehidupan nyata siswa
3 : Baik 2 : Cukup
1 : Kurang
2) Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memberikan idenya sendiri terhadap masalah dalam kehidupan
nyata siswa yang berkaitan dengan materi.
3 : Baik 2 : Cukup
1 : Kurang
3) Menciptakan situasi dan
kondisi yang memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran
berupa CD sebagai sumber belajar.
3 : Baik 2 : Cukup
1 : Kurang
4) Penggunaan media
pembelajaran dalam PBM
3 : Baik 2 : Cukup
1 : Kurang
5) Pemberian refleksi
3 : Baik 2 : Cukup
1 : Kurang
6) Memberikan
kesempatan pada siswa untuk bertanya
3 : Baik 2 :
Cukup 1 : Kurang
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung
yang dibantu oleh 2 orang observer yaitu teman sejawat dan guru Fiqih di MTs.
Ahlussunnah Waljamaah Ambunten untuk mengamati langsung dan mencatat perilaku
siswa dan guru dalam kejadian di kelas selama PBM berlangsung sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya terkait dengan penerapan penggunaan media berupa CD
Pembelajaran. Ketekunan, perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, respon
siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dan keaktifan siswa di kelas, guna
mempelajari masalah yang dianggap utama untuk dicarikan alternatif
penyelesaiannya.
2. Metode Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes berbentuk uraian (essay), dilaksanakan sebelum dan sesudah
pelaksanaan tindakan, baik pada siklus I maupun pada siklus II, dengan tujuan
untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa.
Dalam metode tes
ini soal dibedakan atas empat kriteria yaitu:
Tabel I. Kriteria Soal
NO
|
SIFAT SOAL
|
BANYAK SOAL
|
SKOR MAKSIMAL
|
1
|
Mudah
|
1
|
10
|
2
|
Lebih Sulit
|
1
|
20
|
3
|
Sedang
|
1
|
30
|
4
|
Sulit
|
1
|
40
|
Jumlah Skor
|
100
|
3. Metode Wawancara
Wawancara dalam suatu penelitian
bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu
masyarakat serta pendirian-pendirian itu merupakan suatu pembantu utama dari
metode observasi (pengamatan).
Koentjaraningrat
berpendapat bahwa:
walaupun penelitian dibantu oleh banyak asisten
yang dapat menggantikan observasi mereka secara bergiliran, tidak pernah dapat
meliputi seluruh aktivitas semua warga dalam suatu masyarakat disuatu tempat,
terus-menerus selam 24 jam dari hari ke hari. Itulah sebabnya lowongan dalam
data yang tidak dapat dicatat dari observasi harus diisi dengan data yang
didapat dari wawancara.[42]
Lebih lanjut koentjaraningrat
menegaskan bahaw:
dilihat dari sudut bentuk pertanyaannya
wawancara dapat dibedakan antara : 1 wawancara tertutup (jawaban yang
dikehendaki terbatas pada ya/tidak) 2
wawancara terbuka (jawaban yang dikehendaki tidak terbatas)[43]
F.
Analisis
Data
Tahapan analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Reduksi Data
Dalam reduksi data, data yang
diperoleh dari hasil observasi dan tes ditulis dalam lembar rekaman data yang
sudah disiapkan dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih
hal-pokok sehingga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data
yang diperoleh.
Untuk
mengukur ketuntasan belajar, maka digunakan Analisis Hasil ulangan, yaitu :
a. Ketuntasan belajar
individual
Siswa dapat
dikatakan tuntas belajar secara perorangan jika telah mendapatkan skor >
70%.
b. Ketuntasan belajar klasikal
Siswa dapat
dikatakan tuntas belajar secara kelompok jika telah mendapatkan skor > 85%.
2. Paparan Data
Data sesudah disederhanakan selanjutnya disajikan dengan cara
mendiskripsikan dalam paparan data. Paparan data adalah proses penampilan data
secara lebih sederhana. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan
penarikan kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian yakni berupa
indikator-indikator yang berkaitan dengan tindakan yang diberikan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penyimpulan adalah proses
pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam pernyataan
kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung makna yang luas. Penyimpulan ini merupakan
indikator motivasi dan prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan pemberian
tindakan.
G.
Pengecekan
Keabsahan Temuan
Hasil data atau
temuan selama pelaksanaan penelitian berlangsung penting untuk diuji validitas
dan kehandalannya, untuk membuktikan bahawa hasil penelitiansesuai dengan fakta
dan realita yang ada.
Uji kredibilitas
atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain
dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,
triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan
membercheck.[44]
Dalam hal ini
peneliti akan menggunakan teknik perpanjangan pengamatan karena dengan
perpanjangan pengamatan ini berarti telah menambah keagraban antara peneliti
dengan narasumber, sehingga antara narasumber dengan peneliti semakin terbuka
dan cendrung transparan dan tidak akan ada yang ditutup-tutupi lagi, dari itu
validitas data akan semakin kuat, lebih lanjut dalam menguji kredibilitas data
peneliti memfokuskan pada data yang telah diperoleh, apakah data yang telah
diperoleh setelah dicek kembali kelapangan valid atau tidak, berubah atau
tidak, bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti data
tersebut kredibel maka perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
Untuk membuktikan
apakah peneliti melakukan uji kredibelitas melalui perpanjang pengamatan atau
tidak, maka akan lebih baik bila dibuktikan dengan adanya surat keterangan
perpanjangan, selanjutnya surat keterangan tersebut dilampirkan dalam laporan
penelitian.[45]
H.
Tahap-tahap
Penelitian
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tahap-tahap penelitian dimulai
dari
proses pelaksanaan sampai pada akhir pelaporan hasil penelitian sebagai mana
ditulis oleh Prof. Suharjono.[46]
Tabel II. Jadual Tahapan Penelitian
NO
|
RENCANA KEGIATAN
|
Desember 2009 s/d. Februari 2010
|
|||||||||
Minggu ke-
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
Pemberitahuan pada kepala sekolah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Observasi tempat penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Koordinasi dengan guru pengajar di kelas eksperimen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pelaksanaan penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Menganalisa data hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Menyusun laporan hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
A. Paparan
Data dan Temuan Penelitian
Penelitian mulai dilaksanakan di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten pada
tanggal 7 Desember 2009 dengan tahapan pertama adalah melakukan observasi
terhadap metode pembelajaran yang digunakan oleh guru serta mengobservasi
kegiatan belajar siswa.
Table III. Jadwal Penelitian
No
|
Hari/
Tanggal
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
Senin / 07 s/d 13-12-2009
|
08.00-11.00
|
Observasi
|
Penentuan
jadwal penelitian, melihat kondisi lingkungan sekolah, mengob- servasi KBM di
kelas
|
2
|
Senin/
14-12-2009
|
07.40-09.00
|
Mengajar
|
Materi pengertian Shalat dan Syarat-syarat Shalat
|
3
|
Rabu/
16-12-2009
|
07.40-09.00
|
Mengajar
|
Materin
Rukun Shalat
|
4
|
Senin/
21-12-2009
|
07.40-09.00
|
Tes Siklus I
|
|
5
|
Rabu/
23-12-2009
|
07.40-09.00
|
Mengajar
|
Materi hal-hal yang membatalkan Shalat dan Melafalkan
bacaan Shalat dengan benar
|
6
|
Rabu/
30-12-2009
|
07.40-09.00
|
Mengajar
|
Menghafalkan bacaan-bacaan Shalat dan Mempraktekkan
Shalat
|
7
|
Senin/
04-01-2010
|
07.40-09.00
|
Tes Siklus II
|
|
|
1.
Tindakan Pendahuluan
Setelah mendapat izin dari Kepala Sekolah umtuk melaksanakan penelitian di
MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten, wawancara dilaksanakan terhadap guru mata
pelajaran fiqih kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten untuk
mengetahui pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar dan untuk
membuat jadwal pelaksanaan penelitian. Berdasarkan hasil wawancara sebagaimana
telah dilaksanakan seperti di atas, maka pengambilan data dimulai pada tanggal
7-13 Desember 2009 Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan
siswa dalam mengikuti pelajaran fiqih. Menurut guru mata pelajaran fiqih, siswa
kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten mempunyai kemampuan yang
seimbang. Ada siswa yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan
teman-temannya, namun ada pula siswa yang cara berfikirnya lambat dibandingkan
dengan teman-temannya, maka dari itu guru harus dapat memberikan perhatian
lebih kepada siswa yang cara berfikirnya lebih lambat agar siswa tersebut dapat
mengimbangi siswa-siswa yang lain.
Setelah melaksanakan wawancara maka dilakukanlah observasi terhadap cara
mengajar guru dalam PBM dan mengobservasi kondisi lingkungan sekolah serta
mengobservasi aktivitas siswa selama PBM. Selain itu observasi juga bermaksud
untuk mengetahui gambaran umum kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal mata
pelajaran fiqih.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terhadap guru mata
pelajaran fiqih kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten, didapatkan
bahwa selama mengajar fiqih di kelas, guru sering menggunakan pembelajaran yang
lebih mengarah pada teacher center. Selama pelaksanaan pembelajaran
tersebut siswa terlihat kurang aktif dan kurang memperhatikan dalam mengikuti
pelajaran. Selain itu siswa terlihat cepat bosan dalam mengikuti pelajaran,
dikarenakan aktivitas siswa terbatas pada menerima apa yang disampaikan guru.
Berdasarkan hal tersebut maka direncanakan suatu penelitian yang menerapkan
pendekatan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran sebagai sumber
belajar bagi siswa.
Dalam tahap ini juga dikumpulkan data-data tentang tingkat prestasi, nama, dan jenis kelamin siswa untuk digunakan dalam
pelaksanaan tindakan dari adanya rencana penelitian tersebut di atas.
2.
Pelaksanaan Siklus
a. Siklus I
1) Perencanaan
Siklus I
Pada tahap ini kegiatan yang dianggap perlu untuk dilaksanakan adalah :
a) Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Membuat
lembar observasi
c) Menyusun
lembar kerja siswa
d) Menyusun
tes akhir yang berbentuk essay
e) Mempersiapkan
analisis hasil ulangan
f) Mempersiapkan
lembar wawancara untuk siswa dan pedoman wawancara untuk guru mata pelajaran fiqih (membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan teknis pelaksanaan penelitian).
2) Pelaksanaan Tindakan
Siklus I
Berdasarkan
perencanaan yang telah disiapkan, maka dilaksanakan tindakan pembelajaran
dengan memanfaatkan media pembelajaran
berupa CD Pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa pada materi
shalat.
a) Pembelajaran pertama
pada hari Senin, 14 Desember 2009
Pembelajaran
pada tahap pertama ini berlangsung selama 2 x 40 menit, dimulai pada pukul
07.40-09.00 WIB dengan tahapan pertama adalah penyampaian tentang indikator,
tujuan, dan memotivasi siswa serta penyampaian sekilas tentang materi
pembelajaran yang mana hal itu dimulai dengan memberikan pancingan kepada siswa
sebagai pemacu pengetahuan awal siswa mengenai shalat yang dikaitkan dengan
hal-hal yang ada dalam kehidupan nyata siswa.
Kegiatan
pembelajaran selanjutnya adalah pemutaran CD Pembelajaran yang berisi tentang
materi syarat shalat. Pada tahap ini siswa diminta untuk menyimak materi
pembelajaran yang akan disampaikan melalui media CD
pembelajaran yang akan diaudiovisualisasikan melalui TV sebagai media sumber
belajar bagi siswa.
Setelah siswa belajar dengan memanfaatkan media CD Pembelajaran sebagai
sumber belajar, maka siswa diberikan waktu untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami oleh siswa kepada guru. Dalam hal ini terdapat beberapa pertanyaan
dari siswa tentang materi yang baru dipelajarinya.
Tindakan selanjutnya adalah memberikan lembar kerja kepada masing-masing
siswa untuk didiskusikan bersama di dalam kelas. Setelah diskusi selesai
dilaksanakan, maka kegiatan selanjutnya guru menyimpulkan materi pembelajaran
bersama siswa, dan memberikan refleksi terhadap PBM yang baru saja dilaksanakan
bersama. Ternyata, dari hasil refleksi
dapat disimpulkan bahwa siswa lebih suka dan senang dalam mengikuti PBM yang
baru saja dilaksanakan, karena siswa lebih mengerti maksud dan tujuan dari
belajar fiqih, khususnya materi shalat serta pelaksanannya dalam kehidupan
sehari-hari siswa. Hal ini tidak lepas dari adanya pemanfaatan media
pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna, karena siswa secara tak
langsung dapat mengetahui kaitan shalat dengan kehidupan nyata siswa. Tindakan
terakhir guru adalah menutup PBM dengan mengucapkan salam pada semua siswa,
dengan harapan PBM yang baru saja dilaksanakan dapat bermanfaat terhadap semua
siswa, sehingga nantinya ilmu yang telah diperoleh dapat ditularkan kepada
orang lain.
b) Pembelajaran
kedua pada hari Rabu, 16 Desember 2009
Pelaksanaan pembelajaran dimulai pada jam 07.40-09.00 WIB dengan alokasi
waktu 2 x 40 menit.
Kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan adalah membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan kemudian memper-siapkan siswa untuk belajar. Setelah itu
guru mencoba untuk mengingatkan kembali sekilas materi yang telah disampaikan
pada pertemuan sebelumnya, kemudian guru menyampaikan tentang indilator, tujuan
pembelajaran, dan memberikan motivasi pada siswa dalam belajar.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, dimana pada kegiatan ini guru
melaksanakan pembelajaran pada materi sunnah-sunnah shalat dan hal-hal yang
membatalkan shalat dengan menggunakan media berupa CD Pembelajaran seperti yang
telah dilaksanakan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran sebelumnya.
Setelah pemutaran media CD Pembelajaran selesai, kemudian guru menanyakan
hal-hal yang belum dipahami siswa dan dilanjutkan dengan memberikan lembar
kerja pada masing-masing siswa untuk diselesaikan bersama.
Pada saat kegiatan penutup, guru bersama-sama siswa menyim-pulkan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan bersama. Kemudian guru memberikan
refleksi terhadap KBM yang baru dilaksanakan dan menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam pada semua siswa.
c)
|
Pada kegiatan pembelajaran ketiga ini siswa diberikan tes berbentuk essay
sebanyak empat soal yang bertingkat dari yang mudah, sedang, dan sulit, dengan
skor penilaian maksimal adalah 10 poin untuk soal mudah pertama dan 20 poin
untuk jawaban soal yang mudah kedua, maksimal 30 poin untuk jawaban soal yang
tingkat kesulitannya sedang, dan maksimal 40 poin untuk jawaban soal yang
sulit.
3) Observasi
Siklus I
Selama proses pembelajaran fiqih dengan memanfaatkan media pembelajaran
berupa CD Pembelajaran berlangsung
dengan lancar, guru berperan aktif dalam penyampaian materi. Siswa juga
terlihat antusias dalam mengikuti PBM, walaupun metode ini belum pernah
dipraktikkan disekolah ini, tapi siswa termotivasi dalam belajar materi yang
diberikan oleh guru.
4) Refleksi
Siklus I
Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah menganalisa tindakan
yang telah dilaksanakan, yaitu menganalisa hasil tes, dan hasil observasi
aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran fiqih berlangsung pada Siklus I
dengan memanfaatkan media pembelajaran berupa CD Pembelajaran sebagai sumber
belajar bagi siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi diketahui bahwa
persentase aktivitas guru selama pembelajaran fiqih pad materi shalat dengan
memanfaatkan media pembelajaran berupa CD pembelajaran sebagai sumber belajar
bagi siswa adalah sebesar 56.9%. Dari hasil tes akhir yang dilakukan siswa
terdapat 9 orang yang belum mencapai ketuntasan secara individual. Berdasarkan
hasil tersebut diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal adalah 76.3%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara klasikal dalam melaksanakan tes pada Siklus I, siswa
belum tuntas. (tersaji dalam lampiran)
Berdasarkan perolehan data di atas dan rencana penelitian yang menekankan
pembelajaran dalam penelitian ini sebanyak dua siklus, maka dianggap perlu
adanya siklus kedua untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang akan
diperoleh siswa dalam pembelajaran fiqih materi shalat dengan memanfaatkan
media pembelajaran berupa CD Pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa.
Maka dari itu perlu adanya diskusi bersama para observer untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada Siklus I sehingga nantinya tidak terulang
kembali pada Siklus II.
Setelah dilaksanakan diskusi bersama dengan para observer yang terdiri dari
guru pengajar fiqih di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten dan seorang teman
sejawat maka didapatkan beberapa hal yang perlu diperbaiki pada pertemuan
selanjutnya, yaitu :
a) Penyampaian
tujuan kurang dipahami siswa, karena kurang detail
b) Pengaitan
materi dengan dunia nyata siswa masih kurang
c) Pembimbingan
pada saat siswa bekerja kurang maksimal
d) Siswa
masih ada yang kurang memperhatikan terhadap penyampaian materi
e) Dalam
menyelesaikan latihan soal siswa cenderung bekerja secara individu.
b. Siklus II
1) Perencanaan
Siklus II
Pada tahap ini kegiatan yang dianggap perlu untuk dilaksanakan adalah :
a) Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Menyusun
lembar kerja siswa
c) Menyusun
tes akhir yang berbentuk essay
d) Mempersiapkan
analisis hasil ulangan
2) Tindakan
Siklus II
a) Pembelajaran
pertama pada hari Rabu, 23 Desember 2009
Pada tahap awal pembelajaran yang akan dilakukan selama 2 x 40 menit ini
tidaklah jauh berbeda dengan tahap awal pada pembelajaran-pembelajaran
sebelumnya pada Siklus I, dimana guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam dan mempersisapkan siswa untuk belajar. Kemudian
guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya di Siklus I dan dilanjutkan
dengan menyampaikan indikator, tujuan, dan
memotivasi siswa. Sebelum guru masuk pada kegiatan inti, terlebih dahulu
guru menyampaikan sekilas tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari
sambil dikaitkan dengan kejadian atau keadaan yang ada disekitar siswa,
sehingga nantinya siswa akan dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi
disekitarnya yang Materi hal-hal yang membatalkan Shalat dan Melafalkan bacaan Shalat
dengan benar.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah pemutaran media berupa CD yang
berisi tentang materi membaca bacaan shalat, menghafal bacaan shalat dan
mempraktekkan shalat. Pada tahap ini siswa secara bersama-sama menyimak
ilustrasi cara melaksanakan shalat yang benar dari media CD yang diaudio
visualisasikan melalui TV sebagai media sumber belajar bagi siswa.
Setelah siswa belajar dengan memanfaatkan media CD sebagai sumber belajar,
maka siswa diberikan waktu untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami oleh
siswa kepada guru. Dalam hal ini terdapat permintaan dari siswa untuk
menjelaskan kembali tentang materi yang kurang dipahami oleh siswa. Tindakan
selanjutnya adalah memberikan lembar kerja kepada siswa untuk diselesaikan
bersama didalam kelas. Setelah soal-soal yang diberikan dapat diselesaikan oleh
siswa guru menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa, dan memberikan
refleksi terhadap PBM yang baru saja dilaksanakan bersama. Tindakan terakhir
guru adalah menutup PBM dengan mengucapkan salam pada semua siswa.
b) Pembelajaran
kedua pada hari Rabu, 30 Desember 2009
Pelaksanaan pembelajaran dimulai pada jam 07.40-09.00 WIB dengan alokasi
waktu 2 x 40 menit.
Kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan adalah membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. Setelah itu
guru mencoba untuk mengingatkan kembali sekilas materi yang telah disampaikan
pada pertemuan sebelumnya, kemudian guru menyampaikan tentang indilator, tujuan
pembelajaran, dan memberikan motivasi pada siswa dalam belajar.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, dimana pada kegiatan ini guru
melaksanakan pembelajaran pada materi menghafal bacaan-bacaan sahalat dan
mempraktekkan shalat dengan menggunakan media berupa CD Pembelajaran seperti
yang telah dilaksanakan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran sebelumnya.
Setelah pemutaran CD Pembelajaran selesai, kemudian guru menanyakan hal-hal
yang belum dipahami siswa dan dilanjutkan dengan memberikan lembar kerja pada
masing-masing siswa untuk diselesaikan bersama.
Pada saat kegiatan penutup, guru bersama-sama siswa menyim-pulkan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan bersama. Kemudian guru memberikan
refleksi dan pesan moral terkait dengan KBM yang baru dilaksanakan dan menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam pada semua siswa.
c) Pertemuan
ketiga pada hari Senin, 04 Januari 2010
Pada kegiatan pembelajaran kedua ini siswa diberikan tes berbentuk essay
sebanyak empat soal yang bertingkat dari yang mudah, sedang, dan sulit, dengan
skor penilaian maksimal adalah 10 poin untuk soal mudah pertama dan 20 poin
untuk jawaban soal yang mudah kedua, maksimal 30 poin untuk jawaban soal yang
tingkat kesulitannya sedang, dan maksimal 40 poin untuk jawaban soal yang
sulit.
3) Observasi
Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran
ditemukan bahwa pada tindakan Siklus II nampak lebih baik dari pada
pembelajaran pada tindakan Siklus I. Hal ini ditunjukkan dengan keaktifan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran, mulai banyak siswa yang bertanya pada
guru, dan menyelesaikan soal latihan dengan baik, hal ini disebabkan guru
senantiasa memotivasi siswa untuk belajar.
Secara umum siswa tampak menikmati pelajaran fiqih dengan memanfaatkan
media berupa CD Pembelajaran ini, mulai terbangun rasa senang untuk belajar
fiqih serta meningkatnya minat dan motivasi untuk belajar fiqih secara berlahan
mulai terbentuk.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru menunjukkan bahwa secara umum guru
telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
4) Refleksi
Siklus II
Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah menganalisa tindakan
yang telah dilaksanakan, yaitu menganalisa hasil tes, hasil observasi aktivitas
guru selama kegiatan pembelajaran pada Siklus II dengan memanfaatkan media
pembelajaran berupa CD sebagai sumber belajar bagi siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi diketahui bahwa
persentase aktivitas guru selama pembelajaran fiqih pada Siklus II dengan
memanfaatkan media berupa CD Pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa
adalah sebesar 77.7%. Dari hasil tes akhir yang dilakukan siswa terdapat 5
orang yang belum mencapai ketuntasan secara individual. Berdasarkan hasil
tersebut diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal pada Siklus II adalah 86.8%. (Tersaji
dalam lampiran)
Berdasarkan perolehan data diatas dan rencana penelitian yang merencanakan
dua siklus untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang diperoleh dengan
pemanfaatan media CD pada pembelajaran fiqih, maka peneliti menganggap
penelitian sudah cukup karena dari hasil yang didapat telah menunjukkan adanya
peningkatan di Siklus II.
B. Temuan
Penelitian
Dari hasil penelitian pembelajaran fiqih dengan memanfaatkan media CD
sebagai sumber belajar bagi siswa, dapat diketahui bahwa persentase aktivitas guru pada Siklus
I sebesar 56.9%, dan pada Siklus II sebesar 77.7%. (tersaji dalam lampiran)
Dari respon siswa dapat diketahui 76.3% siswa menyatakan pembelajaran
menyenangkan, 76.3% siswa menyatakan suka dengan pembelajaran dan 76.3% siswa
menyatakan dapat lebih memahami materi. (tersaji dalam lampiran)
Dan dari analisis hasil belajar sudah terdapat sebagian besar siswa yang telah memahami
mengenai apa dan bagaimana cara shalat yang benar, hal tersebut dapat dilihat
dalam ketuntasan belajar siswa yang telah mencapai persentase 76.3% pada Siklus
I, walau secara klasikal belum dikatakan tuntas. Namun pada Siklus II telah
terdapat peningkatan yang signifikan dibanding dengan Siklus I, dimana pada
siklus ini telah diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86.8%, walau masih terdapat 5 siswa yang belum
tuntas secara individual. (tersaji
dalam lampiran)
Terkait dengan rencana semula yang akan melihat peningkatan yang didapat
pada pembelajaran ini, maka peneliti mencukupkan penelitian hanya sampai pada
siklus II, karena dari hasil yang didapat dari siklus I dibandingkan dengan
hasil yang didapat pada siklus II, telah terdapat penigkatan sebesar 15.8%.
C. Pembahasan
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan
untuk mengkaji aktivitas Guru dalam pembelajaran fiqih materi pokok shalat
serta untuk mengetahui hasil persentase peningkatan ketuntasan belajar pada mata
pelajaran fiqih yang dicapai siswa dengan menggunakan media CD.
Pembelajaran ini dikatakan tuntas secara individual jika siswa telah
mencapai atau mendapatkan nilai 70 atau 70% jika dipersentasekan terhadap nilai
maksimal yaitu 100. Dan siswa dikatakan tuntas secara klasikal jika ketuntasan
belajar secara individual telah mencapai angka > 85% dari jumlah
siswa.
Pembelajaran menggunakan media CD ini berbeda dengan pembelajaran
konvensional atau pembelajaran langsung, dimana dalam pembelajaran
konvensional, Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, siswa terlihat
pasif, hanya duduk dan mendengarkan, menghafal materi, serta mengikuti semua
perintah guru tanpa mengetahui bagaimana tatacara dan pelaksanaan shalat yang
sah menurut syariat. Sedangkan dalam pembelajaran menggunakan media CD ini,
siswa terlibat secara nyata dalam proses pembelajaran.
Langkah pertama dalam pembelajaran menggunakan media berupa CD Pembelajaran
ini adalah memberikan contoh shalat yang
gampang dilihat, diingat, dan dipahami oleh siswa. Sehingga siswa tidak hanya
menggunakan indera pendengaran dalam bentuk verbal saja dalam pembelajaran,
namun siswa juga dapat melihat gerak atau hal-hal nyata yang terdapat dalam
materi pembelajaran yang sedang dipelajarinya, seperti syarat dan rukun shalat.
Guru mengarahkan siswa untuk menggunakan media sebagai salah satu sumber
belajar dalam belajar fiqih. Kegitan ini dapat menumbuhkan kemampuan siswa
dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi pembelajaran dan dapat meningkatkan
aktivitas, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Antusiasme siswa dalam
pembelajaran ini terlihat begitu besar karena pembelajaran seperti ini siswa
seperti bermain, belajar sambil nonton TV, siswa kelihatn santai dan
berantusias tinggi, hal itu yang dapat mempermudah guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, siswa terlihat masih kurang
tenang, selain itu siswa terlihat kurang begitu siap dalam menerima materi
pelajaran. Namun meskipun dalam kegiatan ini hampir semua siswa aktif tetapi
hasil yang diperoleh belum maksimal. Hal tersebut dimungkinkan karena kurangnya
bimbingan guru pada masing-masing siswa dan terbatasnya pengetahuan awal yang
dimiliki siswa tentang shalat.
Dari hasil latihan soal yang diberikan guru diakhir pembelajaran, siswa
belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal tersebut terjadi karena siswa
kurang teliti dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal. Dalam hal ini, guru
memberikan pengarahan kepada siswa agar lebih teliti dan hati-hati dalam
menyelesaikan soal tersebut.
Kurangnya ketelitian siswa ini berlanjut saat siwa mengerjakan tes akhir,
sehingga dalam tahap ini guru benar-benar memberikan peringatan supaya siswa
lebih teliti dan berkonsentrasi saat mengerjakan soal. Kekurangan siswa ini
juga merupakan salah satu faktor penyebab ketidak tuntasan belajar siswa.
Faktor lain penyebab ketidak tuntasan siswa dalam mengikuti tes akhir
dikarenakan tidak belajar maksimal, kurang serius dalam mengerjakan soal.
Dari hasil analisis tes akhir pada Siklus II, dapat dilihat bahwa sebagian
besar siswa telah mampu menyelesaikan soal dengan baik, hal itu dapat dilihat
dari adanya ketuntasan belajar secara klasikal yang mencapai 86.8%. Hal itu
sudah dapat dikatakan tuntas secara klasikal, walaupun masih ada 5 orang yang
belum tuntas secara individual. (tersaji dalam lampiran)
Dari hasil wawancara terbuka dengan guru mata pelajaran fiqih, pembelajaran
dengan menggunakan media CD yang diterapkan dalam penelitian ini dapat membuat
siswa aktif, kreatif, evektif dan menyenangkan dalam pembelajaran dikelas.
Pembelajaran dengan menggunakan media CD juga dapat digunakan sebagai
alternatif guru dalam menentukan metode pembelajaran pada mata pelajaran fiqih
pokok bahasan shalat. Selain itu dengan pendekatan pembelajaran ini menuntut
guru lebih kreatif dalam mengajarkan materi kepada siswa. Dengan begitu siswa
akan benar-benar paham terhadap konsep bagaimana shalat yang baik dan sah
menurut syariat Islam. Sehingga siswa dapat melaksanakan shalat dalam kehidupan
sehari-hari dengan baik dan benar. (tersaji dalam lampiran)
Dari persentase aktivitas guru pada Siklus I sekor yang didapat sebesar
56.9%, dan pada Siklus II sekor yang didapat sebesar 77.7%. (tersaji dalam
lampiran)
Dari analisis hasil belajar siswa pada Siklus I diperoleh 9 orang yang
belum mencapai ketuntasan belajar dari 38 orang siswa, dengan persentase hasil
belajar secara klasikal sebesar 76.3%, sehingga secara klasikal belum mencapai
ketuntasan belajar. Namun pada Siklus II terjadi peningkatan dengan persentase
ketuntasan belajar adalah 86.8%, sehingga secara klasikal telah mencapai
ketuntasan belajar. (tersaji dalam lampiran)
Pembelajaran fiqih dengan memanfaatkan media CD merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa aktif, evektif dan
menyenangkan dalam pembelajaran, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan shalat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemampun
guru dalam menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan media CD dalam
pembelajaran fiqih pokok bahasan shalat kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten dapat dikatakan baik, karena dari
hasil observasi yang dilaksanakan untuk melihat aktivitas guru selama
pelaksanaan pembelajaran, persentase yang dicapai adalah 77.7%.
2. Respon
siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan media CD dalam
pembelajaran fiqih pokok bahasan shalat kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten dapat dikatakan baik karena 76.3%
siswa menyatakan pembelajaran menyenangkan, 76.3% siswa menyatakan suka dengan
pembelajaran dan 76.3% siswa menyatakan dapat lebih memahami materi.
3. Pembelajaran
dengan memanfaatkan media berupa CD Pembelajaran pada mata pelajaran fiqih pokok
bahasan shalat kelas VII-A MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten dapat meningkatkan prestasi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari
peningkatan prestasi dari siklus I pada siklus II sebesar15.8%.
|
B. Saran
Adapun
saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran
dengan menggunakan pemanfaatan media CD dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan
shalat sebaiknya dijadikan alternatif bagi guru untuk diterapkan dikelas.
2. Penelitian
ini hendaknya dapat dijadikan sebagai masukan bagi peneliti lain untuk penelitian
lebih lanjut dengan materi pokok yang berbeda.
3. Berdasarkan
temuan penelitian, penyampaian materi pembahasan bagi siswa yang masih kurang
memahami materi hendaknya diberikan secara lebih intensif, agar siswa lebih
mampu untuk memahami kembali materi tersebut.
Transkip wawancara dengan guru mata pelajaran
fikih (H. Moh. Syaikho) pada hari senin, 04/01/2010 di kantor MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten.
Pak !
Ya ! gimana sudah selesai?!
Insyaallah
kita sudah selesai hari ini, mudah-mudahan kita sama-sama sukses ya!
Amin...
Tapi untuk
hari ini saya masih ada yang ditanyakan ka kamu, mungkin hanya 5 – 10 menit,
bisa kan?!
Ya, mayu apapole, itu...!?
He he he ...
endak begini pak beremma mon menurut situ pembelajaran sholat se diterapkan
ngangguy CD neng e penelitian saya?
Maksodda apa itu, ya, bagus lah!
Endak,
kelihatan gimana siswa menurut kamu?
Ya, yang jelas lebih aktif dan menyenangkan mon
situ se ngajer, tape mon saya ma’ ta’ ngedingaki ya? Pola-polanah ngangguy TV ya?!
Ya, ngara pak!
Ja’ situ munngajar apangajian terros ngara, hahahaha...!
Ya, padahal ta’pekkak ya!? Mun enga’ situ, perak
micek remot hahhaha..!
Enja’ keya
rapak!
Enda’ itu bisa eterapaki neng sini
Ya! Ta’arapa
da’ eterapaki neng sini, beremma menurut situ...?!
Ya, munta’ngangkui mitode itu mungkin 1KD bisa
sampek 8/10x tatap muka, itu mun faham siswa, tape saya ngabas siswa cora’
langarte kabbi, padahal pera’ berempa tatap muka pak?!
Itu 6x dengan
tesnya
Ya, bagus jarea pak !
Tape tina
gallu yapak! Cokopaki gandinna’ gallu ba’en mi’ daemmaa, informasina kasengko’ baen cokoplah! Kalangkong ya!?
Ya, sabaligga!
Manthar
padha’a sukses ..!
Amin...
Marik, ya !
Ya !
Assalamualaikum....
Wa alaikum salam warahmatullahi wabarkatuh
Transkip wawancara dengan guru mata pelajaran
fikih (H. Moh. Syaikho) pada hari rabu, 09/12/2009 di kantor MTs. Ahlussunnah
Waljamaah Ambunten.
Pak, mara saya
awawancaraenna situ, bisaya sekarang ?!
Apabai rah...!
Enja’ mun
sekarang saya resmi ta’ ja’gajaennadak!
Ma’ puruanna situ! Ya, mari’ apa?
Saya agarapa
skripsi, barempa prestasina siswa baik neng e sehari-hari otabe neng e tes-sa?!
Ya biasa lah..!
Njak SKMnya
berempah untuk pelajaran fiqih edinna’?
Ya biasa, standart, 70 lah ha ha ha.....
Ma’ sambih
agelle’ bender jeriyah pak!? Tak terlalu mandhap.
Arapah mun ngocak 90 kowa, ha ha ha......!
Enjek sebender lakar 70 tape bennyak se tak
tuntas, lesso ko’ bennyak se remidi
Arapah mun
patoronan SKM itu kan sekolah se agebey!
Ye enjek untuk fiqih biyasanah lakar 70, paling
tidak angka 70 jeriyah akan di jadikan jer anjer, mun epamandhap pender tuntas
kappi tape prestasinah apah pas!?
Jek berempah
rah rata-ratanah siswa mun bileh neng e tes?
Ya mayoritas tak tuntas jek paleng se tuntas 40%
(rata-rata nilainya 60-65, berarti ini harus remidi)
Ya iyalah,
masak ya iya dong he he he.......
Endak memang
begitulah guru, mun tak begitu pas ngakanah geji butah pah!? Mun tadhak lakonah
pole, he he he........
Pa sabber,
paleng lessonah saya bileh remidi enga’ itu lakar, mun situ kan guru fak, perak
fiqih se e tegguk, mun saya neng e MI semua mata pelajaran agama e peggang, mun
pas kappi remidi..................
Ya.......
Tinah lah yeh
pak! Klangkong, saya sudah banyak informasi tentang ini, ini mun e sabek kappi
neng e skripsi la tebbel ha ha ha.......
Yeh lah..................
Mari’
Ya mari'.....
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas
Diri :
Nama Lengkap : M a s t u r
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tgl. Lahir : Sumenep, 21 Juni 1981
Alamat : Jalan Raya
Bukabu RT/RW. 03/07 Bukabu Ambunten
Jurusan : Pendidikan Agma Islam
(PAI)
NIM/NIMKO : B.2007.360.10.820/
2007.4.036.0001.1.03450
Riwayat Pendidikan :
o
SDN.
Jelbudan Dasuk Th.
Lulus 1993
o
MI.
Nahdlatul Ulama Ambunten Th. Lulus
1994
o
MTs. Aswaj
Ambunten Th. Lulus
1997
o
MA. Aswaj
Ambunten Th. Lulus
2000
o STIKA Guluk-guluk Sumenep Th. 2007-2011
Pengalaman
Organisasi :
- Sekretaris OPIA (Organisasi Pelajar Islam Ahlussunnah Waljamaah) Th. 2002-2004
- Wk. Sekretaris PP. ASWAJ Th. 2003-2004
- Staf TU ASWAJ Th. 2005-2006
- Sekretaris PP. ASWAJ Th. 2004-2006
- Guru MI. Nahdalatul Ulama Ambunten 2004-Sampai Sekarang
- Pengurus JALSAH (Jaringan Silaturrahmi Alumni PP. Ahlussunnah Waljamaah) Th. 2006-Samapai Sekarang
- Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah Ambunten
Lain-Lain :
ü
Kursus
Komputer dan Pengenalan Internet (LPK Maduranet) Th 2002
ü
Pelatihan
Profesionalisme Guru (Pondok Gede Jakarta
Timur) Th. 2005
ü
Pelatihan
Penyusunan KTI (PTK Bagi Guru di Kab. Sumenep) Th. 2009
[2] Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Wacana
Prima, 2008), hal. 92
[3] Pius A Partanto, M. Dahlan AlBarry, Kamus
Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), hal. 770
[4] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 3
4 pilps, (07/09/2009) Pengertian Compact Disk,
dalam http://www.total.or.id/info.php?kk=compact%20disk
(diakses 24/09/2010)
5 Lailatul Fajariyah, Studi Korelasi Antar Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Ahlaq dengan
Kedisiplinan Siswa (Sumenep: Program S1 (PAI) STIKA, Proposal
Penelitian, Tidak terbit, 2009), hal. 11
6
Wiki Pedia Bahasa Indonesia, (21/09/2010) Insiklopedia Bebas, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Fiqih
(diakses 24/09/2010)
[8]
Soemanto, Wasty, 1998.
Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta: Rineka
Cipta,1998), hal. 104
[10] Munadi Yudhi, Media
Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008),
hal. 24
[11] Djamarah
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hal. 109-108
[13] Titik Firawati, (16/07/2009) Urgensi Fiqih
Bagi Dai, dalam http://tetikferawati.wordpress.com/2009/07/15/urgensi-fiqih-bagi-dai
(diakses Tgl. 24/09/2010)
[14] Mukaffi, Studi
Komparasi Semangat Belajar Antar Siswa Program IPA Dengan Program IPS (Sumenep:
Program PAI STKA, 2007), hal. 17
[18] Arista Sinta Wati, (25/04/2009) Metode Active Learning dalam
Pembelajaran Fiqih, dalam http://etd.eprints.ums.ac.id/2593/1/G0000400009.pdf
(diakses Tgl. 24/09/2010)
[22] Azhar, Media..., hal. 15
[28] Ibid, hal. 208
[29] Lutfiyah Zulfah, (15/04/2009) Peranan Media Pembelajaran dan
Pemilihannya dalam Pembelajaran,dalam http://lutfizulfi.wordpress.com/2009/04/09/peranan-media-pembelajaran-dan-pemilihannya-dalam-pembelajaran/
(diakses tgl. 24/09/2010)
[30] Lutfiyah Zulfah, (15/04/2009) Peranan Media Pembelajaran dan
Pemilihannya dalam Pembelajaran,dalam http://lutfizulfi.wordpress.com/2009/04/09/peranan-media-pembelajaran-dan-pemilihannya-dalam-pembelajaran/
(diakses tgl. 24/09/2010)
[31] Lutfiyah Zulfah, (15/04/2009) Peranan Media Pembelajaran dan
Pemilihannya dalam Pembelajaran,dalam http://lutfizulfi.wordpress.com/2009/04/09/peranan-media-pembelajaran-dan-pemilihannya-dalam-pembelajaran/
(diakses tgl. 24/09/2010)
[33]Lutfiyah Zulfah, (15/04/2009) Peranan
Media Pembelajaran dan Pemilihannya dalam Pembelajaran,dalam http://lutfizulfi.wordpress.com/2009/04/09/peranan-media-pembelajaran-dan-pemilihannya-dalam-pembelajaran/
(diakses tgl. 24/09/2010)
[34] Lutfiyah Zulfah,
(15/04/2009) Peranan Media Pembelajaran dan Pemilihannya dalam Pembelajaran,dalam
http://lutfizulfi.wordpress.com/2009/04/09/peranan-media-pembelajaran-dan-pemilihannya-dalam-pembelajaran/
(diakses tgl. 24/09/2010)
[35] Mukaffi, Studi Komparasi Semangat Belajar Antar
Siswa Program IPA Dengan Program IPS SMA Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Tahun
Pelajaran 2006-2007 (Sumenep: Program S1 PAI STIKA, 2007), hal.32
[36] Gogne, (10/10/2008) Pengertian Mitode
Penelitian, dalam http://math04-uinmks.blogspot.com/2008/02/pengertian
-metode-penelitian.html (diakses tgl.24/09/2010)
[37] Gogne, (02/12/2008) Jenis-Jenis Penelitian,
dalam http://math04-uinmks.blogspot.com/2008/02/jenis-jenis-penelitian.html
(diakses tgl.24/09/2010)
[38]Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian
Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 16
[39] Suharsimi Dkk, Penelitian
Tindakan…, hal. 129
[42] Burhan.Bungin Dkk, Metode
Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Kearah Ragam Varian Kontemporer
( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 100
[43] Ibid
[44] Sugiono, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabet, 2009), hal. 270
[45] Ibid, hal. 271
Tidak ada komentar:
Posting Komentar