Sabtu, 28 April 2012

URGENSI PENGGUNAAN MEDIA CD DALAM PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII-A MTS ASWAJ TAPEL 2009-2010


A.    Judul Penelitian:
URGENSI PENGGUNAAN MEDIA CD DALAM PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII-A MTS. AHLUSSUNNAH WALJAMAAH AMBUNTEN SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2009-2010

B.     Konteks Penelitian
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berahlaq mulya, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab[1]
Kehidupan manusia tidak lepas dari ilmu Fiqih. Fiqih memiliki objek kajian yang sangat universal dan urgen bagi setiap kehidupan manusia (umat Islam secara khusus) dengan demikian fiqih sangat berpotensi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dalam iptek terlebih dalam imtak.
Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil Al-quran dan Sunnah, selain itu fiqih merupakan salah satu disiplin ilmu yang membahas hukum syar’iyah dan hubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam muamalah.
Walaupun demikian, kenyataan dilapangan prestasi siswa khususnya kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten dalam pengetahuan Fiqihnya rata-rata masih kurang. Beberapa anggapan bahwa fiqih adalah mata pelajaran yang menoton dan membosankan sehingga cenderung tidak disukai oleh sebagian siswa. Realita ini harus dikaji untuk mengetahui penyebab terjadinya.
Dilihat lebih jauh, kurangnya minat siswa dalam mempelajari fiqih, salah satunya disebabkan oleh kemonotonan dan kurangnya variasi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode ceramah akan membuat siswa kurang bergairah dalam belajar serta akan menciptakan verbalisme pada siswa yang pada akhirnya akan menyebabkan siswa mengantuk sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat ditangkap secara maksimal oleh siswa.
Oleh karena itu, upaya agar perhatian siswa terhadap pelajaran fiqih lebih meningkat, perlu adanya variasi dalam Proses Belajar Mengajar. Dalam hal ini, variasi penggunaan pembelajaran dapat berupa model/ metode pembelajaran atau adanya penggunaan media. Salah satu jenis media pembelajaran adalah media Audio Visual, dimana perpaduan suara dan gambar gerak maupun gambar diam merupakan dominasi dalam media ini.
Penggunaan media CD ini dalam pembelajaran sangat menguntungkan, karena siswa tidak hanya menggunakan indera pendengaran seperti pada proses pembelajaran dengan metode ceramah yang memungkinkan terjadinya verbalisme tetapi juga memanfaatkan indera penglihatan sehingga siswa tidak hanya mengenal apa yang disampaikan oleh guru dalam bentuk kata atau bayangan yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan pemahaman atau penafsiran, tetapi siswa dapat menyimak secara langsung apa yang disampaikan dalam proses pembelajaran.
Urgensi penggunaan media CD dalam proses pembelajaran yang memiliki peranan sebagai perantara penyampai pesan dari pengirim (guru) pada penerima (siswa) yang berupa suara dan gambar, maka proses penyerapan informasi dari guru terhadap siswa lebih dapat dioptimalkan, terlebih lagi pada praktek Shalat, dimana inti dari ibadah shalat adalah 80% terdiri dari gerak (harkah), maka dalam hal ini kehadiran Media Audio Visual sangat tepat untuk dijadikan sarana dalam proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, inofatif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik
Atas dasar itulah penulis mengadakan penelitian dengan judul “Urgensi Penggunaan Media CD Dalam Pembelajaran Fiqih Kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep Tahun Pelajaran 2009-2010”

C.    Fokus Penelitian
Berdasarkan judul penelitian di atas, maka penelitian ini difokuskan pada:
1.         Bagaimana penerapan penggunaan media CD dalam pembelajaran Fiqih di kelas VII MTs. MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten?
2.         Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media CD di kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten?
3.         Bagaimanakah peningkatan prestasi siswa kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten pada pembelajaran fiqih melalui penggunaan media CD pembelajaran?

D.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian  diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.         Mendiskripsikan penggunaan media CD pembelajaran di kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten pada mata pelajaran fiqih.
2.         Mendiskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media CD pada mata pelajaran fiqih di kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten.
3.         Mendiskripsikan peningkatan prestasi siswa kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten pada pembelajaran Fiqih.

E.     Kegunaan Penelitian
Ada beberapa manfaat dan kegunaan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.         Bagi pengembangan teori
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan penelitian dinegri tercinta ini seiring perkembangan zaman.
2.         Bagi siswa
Menjadi bahan peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar serta meminimalisir kemungkinan verbalisme pada siswa dengan cara pemanfaatan media CD sebagai salah satu sumber belajar pada mata pelajaran fiqih.
3.         Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan pendidikan tentang fiqih (shalat) pada khususnya.
4.      Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi yang dapat menambah pengetahuan peneliti dan juga sebagai sarana melatih mengajar dengan menggunakan media CD pembelajaran pada mata pelajaran fiqih.

F.     Alasan Pemilihan Judul
Ada tiga pokok alasan dalam menentukan judul sekripsi ini:
1.         Penulis merasa tertarik untuk mengorek Pentingnya Penggunaan Media CD Dalam Pembelajaran Fiqih, karena sebagian besar guru agama jarang menggunakan media apalagi penggunaan media audio visual (CD/VCD)
2.         Dengan judul diatas penulis ingin mengetahui pengaruh penggunaan media CD terhadap prestasi dan respon siswa pada pembelajaran fiqih.
3.         Penulis memilih judul diatas karena judul tersebut sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni oleh penulis, yaitu bidang Pendidikan Agama Islam.


G.    Batasan Istilah Dalam Judul
Sekripsi ini berjudul “Urgensi Penggunaan Media CD Dalam Pembelajaran Fiqih Kelas VII-a MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep Tahun Pelajaran 2009-2010”
Untuk menghindari penyimpangan dari judul diatas maka penulis membatasi pada  pembembelajaran fiqih materi pokok shalat dan untuk menghindari interpretasi, maka penulis juga akan mengkaji istilah-istilah yang tercantum dalam judul sekripsi ini sebagai berikut:
Urgensi berarti keperluan yang amat penting, mendesak[2]. Media berasal dari bahasa latin medius secara harfiyah berarti tengah, perantara atau pengantar[3]. CD compact disk berarti cakram padat, adalah  suatu media plastik yang diisi dengan pengkodean laser, didesain untuk menyimpan sejumlah besar data[4]. Pembelajaran berarti aktifitas yang tersistem dan tersetruktur untuk mencapai tujuan tertentu[5]
Adapun yang dimaksud dari Pembelajaran Fiqih dari judul diatas adalah materi tentang shalat.

H.    Kajian Pustaka
1.      Belajar Fiqih
Pemahaman tentang belajar ini akan diawali dengan mengemukakan beberapa pendapat dari para ahli. Hal ini bertujuan untuk meluruskan persepsi masyarakat yang beranggapan bahwa belajar hanya merupakan pencarian ilmu atau menuntut ilmu. lebih khusus lagi, ada yang mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Ini berarti bahwa orang belajar adalah proses mengumpulkan dan mengahafalkan fakta-fakta dalam bentuk informasi yang sudah siap saji.
Nyatanya, ketika kita bertanya pada seseorang  tentang apakah itu belajar, maka jawaban yang muncul akan bervariasi. Itu disebabkan karena pekerjaan belajar juga bermacam-macam, seperti menirukan gerakakan dan ucapan, menghafalkan kata, mengumpulkan fakta-fakta, mengerjakan soal fiqih dan sebagainya.
James O Wittaker mengemukakan bahwa “belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman”.[6]
Howard L. Kinsley mengemukakan bahwa “belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui peraktek dan latihan”.[7]
Dari definisi di atas, dapat penulis definisikan belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang berfungsi sebagai penambahan pengetahuan melalui kegiatan latihan dan pengalaman sehingga terjadi tingkah laku yang bermanfaat sesuai dengan harapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Munadi mengemukakan ada dua faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:
a.       Faktor Internal
1)      Faktor Fisiologis
Antara lain faktor kesehatan yang prima, saraf pengontrol kesadaran dan panca indera.
2)      Faktor Psikologis.
Antara lain faktor intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
b.      Faktor Eksternal
1)      Faktor Lingkungan
Antara lain faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
2)      Faktor Instrumental
Antara lain faktor kurikulum, sarana, evaluasi dan guru.[8]
Adanya pengaruh didalam diri pelajar merupakan hal yang logis jika dilihat bahwa perubahan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang didasari keberhasilan dalam mencapai tujuan belajar tergantung pada usaha dalam belajar itu sendiri.
Walaupun demikian hasil belajar yang dicapai masih dipengaruhi oleh faktor yang datang dari luar, salah satunya adalah sekolah, dimana kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru yang menggunakan metode-metode tertentu sangat menentukan kualitas pengajaran dan keberhasilan siswa.
Belajar fiqih merupakan perintah Allah dan Rasulnya, sampai suatu ketika Rasulullah mendoakan seorang shahabat agar menjadi seorang yang faham akan fiqih, demikian pentingnya fiqih Islam yang harus dikuasai oleh umat Islam, selain itu dengan mempelajari fiqih akan menunjukkan siyamul Islam (kesempurnaan islam).[9]
Abu Hanif mendefinisikan ”fiqih sebagai pengetahuan seoran muslim tentang kewajiban haknya sebagai hamba Alllah SWT”.[10]
Betapa pentingnya belajar fiqih, fiqih tidak hanya mempelajari bagaiman kita berpuasa, shalat, berzakat dan berhaji, akan tetapi fiqih mengatur masalah-masalah ummat mulai dari masalah Negara sampai masalah istinjak kita sehari-hari, sehigga dengan memahami ilmu fiqih, kita dapat memahami Islam secara kaffah yaitu baik dan benar.

2.      Prestasi Belajar
David C. McClelland dalam bukunya Unong berpendapat bahwa “pada setiap orang terdapat virus mental yang olehnya disebut “n Ach”, singkatan dari need for achievement, artinya kebutuhan untuk memperoleh prestasi yang gemilang”.[11]
Prestasi Belajar merupakan dambaan bagi setiap siswa, karena prestasi sebagai hasil dari proses belajar mengajar yang selama ini dijalani oleh siswa dalam sehari-harinya.[12]
Guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan harus memiliki kompetensi dalam mencetak anak didiknya agar memiliki prestasi belajar yang gemilang. Dalam prosesnya, guru memerlukan suatu alat yang dapat mengukur sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh siswa. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.
Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, prestasi belajar digolongkan menjadi tiga jenis penilaian menurut Djamarah dan Zain yaitu:
a.       Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran terntang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
b.      Tes Submatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar.
c.       Tes Sumatif
Tes ini untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu.[13]
Lebih lanjut Djamarah dan Zain mengemukakan tingkatan prestasi belajar yang dibagi dalam beberapa tingkatan atau taraf:
1)      Istimewa/maksimal     : Apabiala seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai
  oleh siswa
2)      Baik/Minimal siswa     :  Apabila sebagian besar 80% s.d 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa
3)      Kurang                        :  Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa.[14]
Dari pengklasifikasian taraf keberhasilan dalam prestasi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa Proses Belajar Mengajar (PBM) dapat dikatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa yang mengikuti PBM telah mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal. Dan jika 75% atau lebih dari peserta didik mendapatkan nilai dibawah taraf minimal maka guru harus melakukan perbaikan atau remidi.

3.      Metode Pembelajaran
Metode artinya cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan[15]
Menurut Dra. Roestiyah N.K Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian ataui biasanya disebut metode mengajar.[16]
Metode pembelajaran adalah cara kerja yang konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran agar efektif dan efisien supaya tercapai tujuan pembelajaran secara optimal.

4.      Media Pembelajaran
Munadi mengemukakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.[17]
Menurut Gagne media adalah “berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”[18]
Dari pengertian di atas, maka media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sarana yang digunakan sebagai penyampai pesan dari pengirim ke penerima secara terencana untuk mencapai tujuan belajar yang kondusif dan proses belajar siswa yang efektif dan efisien agar siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

5.      Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam prosess belajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.[19]
Lebih lanjut fungsi media pembelajaran bagi peserta didik adalah:
a.       Lebih meningkatkan daya pemahaman siswa terhadap materi pendidikan yang disajikan.
b.      Mempercepat daya cerna.
c.       Merangsang cara berpikir
d.      Membangkitkan daya efektif yang mendalam mengenai pesan-pesan pendidikan yang disampaikan.
e.       Membantu kuatnya daya ingatan mereka.
f.       Membantu memahami secara integral materi yang disajikan.
g.      Membantu memperjelas pengalaman langsung.
h.      Membantu merangsang kegiatan kejiwaan anak didik seperti pengamatan, emosi dan lain-lain.[20]
Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar.
Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
a.       Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b.      Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c.       Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
d.      Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa- peristiwa  di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.[21]

6.      Media Audio Visual.
Munadi membagi media audio visual menjadi dua jenis, yaitu: ”(1) Media Audio Visual Murni, media ini sudah dilengkapi peralatan suara dan gambar dalam satu unit. (2) Media Audio Visual Tak Murni,media ini memiliki suara dan gambar yang tidak dalam satu unit”[22].
Maka media audio visual adalah media yang terdiri dari unsur suara dan gambar, baik dalam satu unit atau tidak.
Lebih lanjut Munadi menyebutkan macam-macam media audio visual, diantaranya adalah: “(1) Film gerak bersuara. (2 )Video; (a) Video pita magnetic (VTR,VCR, dan Mini-VD) (b) Video Disk. (3) Televisi”.[23]

7.      Penerapan Media Audio Visual
Arief S. Sadiman membagi pemanfaatan media pembelajaran pada dua pola, “yakni pemanfaatan media dalam situasi belajar mengajar didalam kelas atau ruang (seperti auditorium) dan pemanfaatan media diluar kelas”.[24]
Dalam hal ini penerapan media pembelajaran difokuskan pada pemanfaatan media didalam kelas. Maka dari itu kehadirannya dimaksudkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Oleh karena itu hendaknya memiliki kemampuan mengintegrasikan media kedalam rencana pembelajaran meliputi tujuan, materi, strategi, dan waktu yang tersedia.
Lebih lanjut Munadi menyebutkan beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran didalam kelas yaitu:
Pertama, persiapan guru; pada langkah ini guru menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui penggunaan CD dalam pembelajaran fiqih pada materi pokok shalat dan strategi penyampaiannya.
Kedua, persiapan kelas; pada langkah ini guru bukan hanya menyiapkan perlengkapan, tetapi mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti, mencatat, menganalisis, mengkritik, dan lain-lain.
Ketiga, penyajian; penyajian media pembelajaran audio visual berupa CD sesuai dengan karakteristiknya pada materi pokok shalat.
Keempat, langkah lanjutan dan aplikasi; setelah penyajian perlu adanya kegiatan belajar sebagai tindak lanjutnya, misal diskusi, laporan, praktek, dan lain-lain.[25]

I.       Metode Penelitian
1.               Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Dalam penelitian ini metode lebih dispesifikasikan pada cara kerja untuk memahami suatu obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Mukaffi mendefinisikan, penelitian adalah usaha secara sistematis untuk mencari pemecahan terhadap problem-problem yang bagi manusia mengganggu (plage) dan menuntut pemikiran.[26]
Metode penelitian adalah “suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”[27]
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara rasional, empiris dan sistematis yang dilakukan dengan cara seksama dan teratur serta berkesinambungan untuk menemukan solusi dari proble-problem manusia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode penelitian tindakan kelas, yang berupa penggunaan media pembelajaran dalam bentuk CD pada mata pelajaran fiqih.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk data kalimat, Skema, dan gambar).
Penelitian tindakan adalah “penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat”.[28]

2.               Kehadiran Peneliti
Dalam mencari dan menentukan data yang valid, penulis mendatangi langsung terhadap obyek (lokasi penelitian) agar tercipta keakraban, dengan keakraban diharapkan agar lebih fer dan terbuka dalam proses pencari data.
Kehadiran peneliti dilokasi penelitian sangat menentukan keabsahan dan kevalidan data dalam penelitian yang ilmiah, hal ini harus dilaksanakan semaksimal mungkin walaupun harus mengorbankan dana dan sarana-sarana lain bahkan peneliti melakukan perpanjangan kehadiran ditempat penelitian untuk memperoleh data atau keterangan-keterangan yang benar-benar valid.
Dalam hal ini kehadiran peneliti dilokasi penelitian bertindak secara langsung atau sebagai partisipan penuh dan penulis sebagai peneliti status diketahui oleh informan upaya untuk memperoleh data yang benar-benar valid

3.            Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian
a.       Karakteristik Lokasi
MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang ada dibawah naungan depag dan Yayasan Pndok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah (YPPA) Ambunten.
MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten (MTs. ASWAJ) ambunten dibangun diatas areal tanah -+ 50x50 m dengan status tanah milik KH. Ali Hisyam yang diinfakkan kepada Yayasan Pondok Pesantren Aswaj. Di lokasi tersebut tediri dari gedung-gedung sekolah, kantor, perpustakaan, aula, kantin, jading dan mushalla, selain itu didalam gedung dan area yang sama, berdiri sebanyak empat jenis pendidikan formal dan informal lainnya yaitu pendidikan MA. ASWAJ, MI. Nahdlatul Ulama, TK ASWAJ dan PAUD ASWAJ.
Secara geografis MTs. Ahlussunnah Waljamaah terletak di desa Ambunten Timur kecamatan Ambunten berdekatan dengan pantai kawasan padat penduduk, disebelah barat dan utara berdempetan dengan Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah Ambunten, selain Pon-pes ASWAJ disekitar MTs. Ahlussunnah Waljamaah -+ 300 m kearah barat dan arah timur berdiri juga empat Pondok Pesantren yang jumlah Santrinya diatas 500 santri, letaknya yang cukup setrategis itu menjadikan salah satu faktor membludaknya siswa yang masuk di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten ini.
Keadaan ruang di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten dan gedung sekolah yang bertingkat dan masih tergolong baik karena baru selesai sekitar tahun 2008 rehabnya, terdiri dari 6 ruang kelas, 1 kantor, 1 perpustakaan, 2 jeding/ WC, 1 musholla, 1 aula, 1 kantin dan 1 ruang OSIS, dengan sarana dan prasarana yang lengkap dibandingkan lembaga-lembaga suasta lainnya, menjadikan daya saing dan daya tarik tersendiri terhadap siswa dan masyarakat sekitar.
Dalam menjalankan program kerja yang berkesenambungan MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten memiliki stuktur Organisasi yang sanggup menjalankan proses pembelajaran dan program kerja lembaga

Struktur Organisasi MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten
 

















b.      Alasan Memilih Lokasi
Penulis memilih lembaga MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten sebagai tempat penelitian ini karena:
1)      Di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten belum pernah diadakan penelitian tentang judul yang sedang penulis teliti.
2)      Lembaga pendidikan MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten tergolong lembaga pendidikan berkembang dan maju, karena dari status akreditasinya mempunyai nilai “B” (baik).
3)      Siswa dan siswi MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten ramah dan berahlakul karimah karena 60% siswa di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten berangkat dari Pondok Pesantren disekitr lokasi penelitian, terlebih pada saat pertama kali peneliti memasuki lokasi penelitian, karena peneliti dianggap orang akademis dan telah menjadi guru di lokasi penelitian walaupun berada di jenjang yang berbeda yaitu di MI. Nahdlatul Ulam (MINU),
4)      Sambutan yang hangat dan antusiasme yang tinggi terhadap penelitian ini, menjadikan pertimbangan yang juga  mendasar atas pemilihan lokasi di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten.

4.            Sumber Data
Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat.[29]
Dalam penelitian ini sumber yang digunakan peneliti adalah Siswa, Guru dan data-data lain yang relevan seperti tes hasil belajar, laporan pengamatan dan wawancar.
Supardi menjelaskan selain siswa ada beberapa sumber data lain yang dapat dimanfaatkan dalam PTK, yaitu buku harian, dokumen (catatan tentang hasil belajar) learning logs, jurnal, poto dan laporan pengamatan.[30]
Dalam penelitian ini, sumber data didapat mlalui wawancara, observasi dan tes. Tes digunakan untuk mengetahui prestasi dan motivasi sebelum dan sesudah diberi tindakan kelas yang berupa penerapan penggunaan media pembelajaran berupa CD, serta untuk mengetahui kesulitan-kesulitan atau persoalan-persoalan lain yang berkaitan dengan kegiatan belajar siswa.
Sedangkan observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan penggunaan media pembelajaran berupa CD pembelajaran oleh guru dan murid dalam mata pelajaran fiqih materi pokok shalat.
Dan wawancara digunakan untuk mengetahui sejauh mana prestasi, motivasi, serta perilaku siswa dalam PBM. Dalam hal ini sebagai sumbernya adalah guru pengajar fiqih kelas VII-a MTs Ahlussunnah Waljamaah Ambunten, sedangkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa bertujuan untuk mengetahui respon, motivasi, dan hal-hal yang menjadi kesulitan siswa dalam belajar.
         Selain sumber data diatas  penulis juga memilih sumber dari data kepustakaan melalui studi kepustakaan.
         Studi kepustakaan merupakan usaha-usaha untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pokok masalah penelitian atau mencari per bendaharaan teori-teori dengan cara menelaah dari buku-buku literatur atau karya ilmiah (sebagai wacana dan perbandingan) yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.[31]

5.            Prosedur Pengumpulan Data
Setelah peneliti menentukan sumber pada penelitian ini, penulis mencoba mengumpulkan data melalui tiga metode yaitu:
a.             Metode Observasi
Dalam observasi ini, pengumpulan data dipandang perlu adanya kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan skor pada lembar observasi seperti dibawah ini:
1)      Kriteria Penilaian Terhadap Siswa Selama Berlangsungnya PBM.
a)            Pengaitan shalat dalam dunia nyata
3          : Baik               2          : Cukup           1          : Kurang
b)            Pemanfaatan Media sumber belajar
3          : Baik               2          : Cukup           1          : Kurang
c)            Interaksi
3          : Baik               2          : Cukup           1          : Kurang
2)      Kriteria Penilaian Terhadap Aktivitas Guru Selama Berlangsungnya PBM.
a)            Pengaitan materi terhadap masalah dalam kehidupan nyata siswa
3          : Baik               2          : Cukup           1          : Kurang
b)            Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan idenya sendiri terhadap masalah dalam kehidupan nyata siswa yang berkaitan dengan materi.
3          : Baik               2          : Cukup           1          : Kurang
c)            Menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran berupa CD sebagai sumber belajar.
3          : Baik               2          : Cukup           1          : Kurang
d)           Penggunaan media pembelajaran dalam PBM
3          : Baik               2          : Cukup           1          : Kurang
e)            Pemberian refleksi
3          : Baik               2          : Cukup           1          : Kurang
f)             Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
3          : Baik               2          : Cukup           1          : Kurang
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yang dibantu oleh 2 orang observer yaitu teman sejawat dan guru Fiqih di MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten untuk mengamati langsung dan mencatat perilaku siswa dan guru dalam kejadian di kelas selama PBM berlangsung sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terkait dengan penerapan penggunaan media pembelajaran berupa CD. Ketekunan, perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dan keaktifan siswa di kelas, guna mempelajari masalah yang dianggap utama untuk dicarikan alternatif penyelesaiannya.

b.               Metode Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian (essay), dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, baik pada siklus I maupun pada siklus II,  dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa.


Dalam metode tes ini soal dibedakan atas tiga kriteria yaitu:

Kriteria Soal
NO
SIFAT SOAL
BANYAK SOAL
SKOR MAKSIMAL
1
Mudah
1
20
2
Sedang
1
30
3
Sulit
1
50
Jumlah Skor
100

c.             Metode Wawancara
Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi (pengamatan).
Koentjaraningrat berpendapat bahwa:
walaupun penelitian dibantu oleh banyak asisten yang dapat menggantikan observasi mereka secara bergiliran, tidak pernah dapat meliputi seluruh aktivitas semua warga dalam suatu masyarakat disuatu tempat, terus-menerus selam 24 jam dari hari ke hari. Itulah sebabnya lowongan dalam data yang tidak dapat dicatat dari observasi harus diisi dengan data yang didapat dari wawancara.[32]

6.            Analisis Data
Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
a.       Reduksi Data
Dalam reduksi data, data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes ditulis dalam lembar rekaman data yang sudah disiapkan dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok sehingga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh.
Untuk mengukur ketuntasan belajar, maka digunakan Analisis Hasil Ulangan, yaitu :
1)      Ketuntasan belajar individual
Siswa dapat dikatakan tuntas belajar secara perorangan jika telah mendapatkan skor > 65 %.
2)      Ketuntasan belajar klasikal
Siswa dapat dikatakan tuntas belajar secara kelompok jika telah mendapatkan skor > 85 %.
b.      Paparan Data
Data sesudah disederhanakan selanjutnya disajikan dengan cara mendiskripsikan dalam paparan data. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian yakni berupa indikator-indikator yang berkaitan dengan tindakan yang diberikan.
c.       Penarikan Kesimpulan
Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung makna yang luas. Penyimpulan ini merupakan indikator motivasi dan prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan pemberian tindakan.

7.            Pengecekan Keabsahan Temuan
Hasil data atau temuan selama pelaksanaan penelitian berlangsung penting untuk diuji validitas dan kehandalannya, untuk membuktikan bahawa hasil penelitiansesuai dengan fakta dan realita yang ada.
Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative dam membercheck.[33]
Dalam hal ini peneliti akan menggunakan teknik perpanjangan pengamatan karena dengan perpanjangan pengamatan ini berarti telah menambah keagraban antara peneliti dengan narasumber, sehingga antara narasumber dengan peneliti semakin terbuka dan cendrung transparan dan tidak akan ada yang ditutup-tutupi lagi, dari itu Validitas data akan semakin kuat, lebih lanjut dalam menguji kredibilitas data peneliti memfokuskan pada data yang telah diperoleh, apakah data yang telah diperoleh setelah dicek kembali kelapangan Valid atau tidak, berubah atau tidak, bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti data tersebut kredibel maka perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
Untuk membuktikan apakah peneliti melakukan uji kredibelitas melalui perpanjang pengamatan atau tidak, maka akan lebih baik bila dibuktikan dengan adanya surat keterangan perpanjangan, selanjutnya surat keterangan tersebut dilampirkan dalam laporan penelitian[34]

8.            Tahap-tahap Penelitian
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tahap-tahap penelitian mulai dari proses pelaksanaan sampai Pada akhir pelaporan hasil penelitian sebagai berikut:
Jadual Tahapan Penelitian
NO
KEGIATAN
Juli
Agustus
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Pemberitahuan pada kepala sekolah








2
Observasi tempat penelitian








3
Koordinasi dengan guru pengajar di kelas eksperimen








4
Pelaksanaan penelitian








5
Menganalisa data hasil penelitian








6
Menyusun laporan hasil penelitian












J.      Sistematika Pembahasan
Untuk mencapai pemahaman yang utuh, runtut, dan sistematis dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan sistematika pembahasan  sebagai berikut :
BAB Pertama, berisi uraian tentang pendahuluan, yang menjadi landasan bagi bab-bab selanjutnya. Bab ini memuat tentang konteks penelitian, focus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, alas an pemilihan judul, batasan istilah dalam judul dan sistematika pembahasan.
BAB Kedua, berisi tentang kajian pustaka, Bab ini memuat tentang sub bab yang berisi kajian tentang belajar fiqih, prestasi belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, fungsi dan manfaat media pembelajaran dan penerapan media audio visual
BAB Ketiga, membahas tentang metode penelitian didalamnya mencakup tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian.
BAB Keempat, laporan penelitian, meliputi paparan data dan temuan penelitian dan pembahasan
BAB Kelima, merupakan akhir dari penelitian skripsi ini, yang berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Bungin, Burhan dkk. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Kearah Ragam Varian Kontenporer, Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Sub. Dinas Pendidikan Menengah Kab. Sumenep. 2003. Bunga Rampai Karya Ilmiah Populer Siswa Dan Keberhasilan Guru Dalam Pembelajaran, Sumenep: Dinas Pendididkan Kab. Sumenep.

Fajariyah, Lailatul. 2009. Study Korelasi Antar Pelaksana Pembelajaran Aqida Ahlaq Dengan Kedisiplinansiswa. Proposal Penelitian Tidak terbit, Sumenep: Program SI (PAI) STIK Annuiqayah.

Hakim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima.
Mukaffi,2007, Studi Komparasi Semangat Belajar Antar Siswa Program IPA Dengan Program IPS SMA Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Tahun Pelajaran 2006-2007, Skripsi Tidak terbit: Program SI (PAI) STIK Annuqayah.

http://etd.eprints.ums.ac.id/2593/1/G0000400009.pdf



http://tetik firawati.wordpress.com/2009/07/15/urgensi-fiqih-bagi-dai/
http://www.total.or.id/info.php?kk=compact%20disk
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Partanto A Pius, Albarry Dahlan, 2004. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola
Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiono. 2009. Metode Penelitin Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabet.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.



 

PROPOSAL PENELITIAN


URGENSI PENGGUNAAN MEDIA CD
DALAM PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII-A
MTS. AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
AMBUNTEN SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2009-010


Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah
Untuk Seminar Proposal Skripsi













OLEH

M A S T U R
NIMKO. 2007.4.036.0001.1.03450


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH
GULUK-GULUK SUMENEP
2010

NOTA DINAS PEMBIMBING
Setelah kami membaca, meneliti dan mengoreksi, serta memberikan masukan perbaikan-perbaikan seperlunya terhadap proposal penelitian Skripsi Saudara:

Nama                        : M A S T U R
NIM/ NIMKO         : 2007.360.10.820/2007.4.036.0001.1.03450
Judul Skripsi            : Urgensi Penggunaan Media CD
Dalam Pembelajaran Fiqih Kelas VII-a
MTs. Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep
Tahun Pelajaran 2009-2010
Jurusan                     : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Maka kami berkesimpulan sudah dapat diajukan untuk segera diseminarkan.

Tanggal, 18 Juli 2010

Pembimbing I



Drs. H. A. HalimIsma’iel, M.Pd.I
Pembimbing II



Drs. H. Rahwini, M.Pd.
Mengetahui,
Ketua Jurusan



Drs. H. A. HalimIsma’iel, M.Pd.I






[1] Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal. 92
[2] Pius A Partanto, M. Dahlan AlBarry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), hal. 770
[3] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2008), hal. 3
[4] http://www.total.or.id/info.php?kk=compact%20disk
[5] Lailatul Fajariyah, Studi Korelasi Antar Pelaksanaan  Pembelajaran Aqidah Ahlaq  dengan   Kedisiplinan Siswa(Sumenep: Program S1 (PAI) STIKA, Proposal Penelitian, Tidak terbit, 2009), hal. 11
[6] Wasty Soemanto, Psikologo Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 104
[7] Ibid, hal. 104
[8] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008) , hal. 24-32
[9] http://www.mediamuslim.net/
[10] http://tetikferawati.wordpress.com/2009/07/15/urgensi-fiqih-bagi-dai
[11] Munadi, Media Pembelajaran..., hal. 28
[12] Mukaffi, Studi Komparasi Semangat Belajar Antar Siswa Program IPA Dengan Program IPS SMA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Tahun pelajaran 2006-2007 (Sumenep: Program S1 (PAI) STIKA, Skripsi tidak terbit, 2007), hal. 17
[13] Syaiful Bahri Djamarah dan Zain Aswan,  Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 106
[14] Ibid, hal.107
[15] http://etd.eprints.ums.ac.id/2593/1/G0000400009.pdf
[16] Djamarah dan Zain,  Strategi Belajar..., hal. 74
[17] Munadi, Media Pembelajaran..., hal. 7
[19] Arsyad Azhar, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 15
[21] Arsyad, Media..., 2008), hal. 26
[22] Munadi, Media Pembelajaran..., hal. 113
[23] Ibid, hal. 108
[24] Ibid, hal. 208
[25] Ibid. 208
[26] Mukaffi, Studi Komparasi..., hal.32
[29] Suharsimi Dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,2008), hal. 129
[30] Ibid, hal. 130
[31] Intan Permata Sari, “Pengoptimalan Laboratorium Guna Mengimbangi Perkembangan Sains Dilingkunagan Belajar SLTPN I Sumenep” dalam Bunga Rampai Karya Ilmiah Populer Siswa Dan Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran, ed (Sumenep: Dinas Pendidikan Menengah Sumenep, 2003) hal.29
[32] Burhan.Bungin Dkk, Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Kearah Ragam Varian Kontemporer ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 100
[33] . Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D  (Bandung: Alfabet, 2009), hal. 270
[34] Ibid, hal. 271

Tidak ada komentar:

Posting Komentar